"Aisyah, jawab Ayah!"
Sergah ayah semakin marah karena saat itu Aisyah hanya bisa diam dalam ketakutan.
"Aisyah!" Tangan ayah hampir saja mendarat ke pipi Aisyah, namun Rahman segera menahan tangan ayahnya. Sedang kan May dan ibunya saling memeluk takut akan terjadi sesuatu pada Aisyah karena kemarahan ayahnya.
"Ayah, jangan. Biarkan Aisyah tenang dulu."
"Apa semua ini, pasti beberapa hari ini kalian sudah diam-diam tidak katakan sama aku. Iya kan? Kalian semua sudah sekongkol." Ayah menunjuk semua dalam ruangan itu. Ayah sangat marah karena hal ini dia tidak tahu apa-apa. Setelah itu, dia mengambil handphone untuk menghubungi orang tuanya Hasan.
"Ayah, ayah mau hubungi siapa?" Tanya ibu. Namun Ayah tidak menggubris. Dia tetap menelepon. Sedangkan Aisyah hanya melirik ketakutan. Lalu May dengan berani menenangkan Aisyah dan memeluknya.
"Hallo, Hasan ada? Aisyah sudah pulang, aku tunggu kalian datang dan bawa penghulu. Aisyah dan hasan harus di nikahkan sekarang juga!"
