"Bapak tidak perlu banyak bicara, sekarang ayo kita ke rumah sakit."
"Tidak perlu, Grizelle. Aku tidak ingin berobat. Untung saja kamu datang kesini, aku memang menunggu kamu datang kemari. Aku ingin minta maaf sebesar-besarnya sama kamu atas semua kesalahan aku selama ini."
"Sudahlah, Pak. Aku sudah maafkan Bapak kok."
"Aku ingin minta satu permintaan sama kamu,"
"Apa itu, Pak?"
"Panggil aku, Ayah!"
"Hem,"
"Memang berat, memang sangat sulit untuk memanfaatkan aku. Tapi hanya itu permintaan terakhir aku."
Grizelle hanya diam saja, karena memang sangat berat memanggil ayah yang sudah menyakiti dirinya. Rinton terbatuk-batuk saat itu hingga tidak berhenti. Sedangkan Grizelle masih penuh dengan keraguan.
Lalu tidak lama kemudian, Rinton seperti sesak napas berat. Lalu dia memejamkan matanya, sedangkan saat itu Grizelle belum mengikuti keinginan terakhirnya.
"Grizelle, sepertinya ayah kamu mau meninggal."
"Apa? Tidak, tidak. Ayah, jangan tinggalkan aku."
