"Bukan, Ay. Masak yang kayak begini sih?" Rahman menyenggol bahu adiknya. Aisyah hanya tertawa kecil.
"Maaf, Kak. Silahkan masuk dan pilih menunya ya!" Ucap wanita itu mempersilahkan masuk.
Sedangkan Aisyah masih mengejek kakaknya.
"Tapi cocok kok dengan kakak."
"Aisyah, bukan itu. Ah, kamu nyebelin. Cepat pesan ini menunya!"
"
Lalu Aisyah dan Rahman memilih makanan yang akan mereka pesan. Sembari menunggu pesanan, akhirnya May turun juga dari lantai atas. Berketepatan pula menghadap meja Rahman dan Aisyah saat itu.
"Nah, ini yang Kakak maksud. Bagaimana?" Rahman menyenggol bahu adiknya lagi agar melihat May yang sedang turun. May saat itu tidak sadar bahwa dirinya sedang di perhatikan. Dia terus turun dan menuju meja kasir.
"Wah, serius kak ini orangnya?"
"Iya, benar. Bagaimana menurut kamu? Cantik bukan?"
"Wah, kalau begitu buruan kak. Lebih baik kakak duluan yang menikah."