"Nayla, kok kamu sampai di sini? Bagaimana kamu bisa tahu cari alamat aku?"
"Aku berusaha untuk tanya ke semua orang. Untung saja ada yang mengerti bahasa aku."
"Kamu kenapa? Kok kusut, kusam, dan seperti tidak terurus?"
"Aku di usir, dan aku pikir ini adalah kesempatan aku untuk keluar dari rumah yang seperti penjara itu. Aku nekat untuk keluar dari cengkraman Oma."
"Ya ampun, ayo masuk dulu. Sudah, kamu jangan sungkan. Di sini memang negara bebas. Tapi bukan berarti bebas untuk kita. Aku tahu batasan, jadi kamu tidak perlu takut. Masuk lah."
"Baik, Bara. Terima kasih ya!"
Setelah beberapa hari keluar dari rumah Oma, Nayla nekat mencari rumah bara untuk segera minta bantuan. Untung saja di sana dia mendapatkan sambutan hangat oleh Bara tanpa banyak bertanya lagi.
"Untuk sementara ini, kamu tidur di rumah aku tidak apa-apa. Sampai semua benar-benar selesai."
"Aku ingin pulang ke Indonesia,"
"Tapi tidak semudah itu, semua butuh proses. Kamu ada nomor handphone?"
