Chereads / Three weeks contract / Chapter 4 - Rencana Alexa2

Chapter 4 - Rencana Alexa2

Pandangan mereka pun bertemu, saling menatap. Saling menyelami satu sama lain, terdiam, beberapa saat.

Kevin meneguk saliva kasar. Sekilas melirik bibir ranum merah milik Alexa, tergoda. Ingin sekali merasakan bibir mungil itu, yang menggiurkan di matanya.

Lalu, Kevin pun tersadar dari pikiran kotornya, dia segera mengalihkan tatapan matanya, menjauh dari Alexa. Dan dia pun kembali pada sikap dinginnya

"Habiskan makananmu, lalu pergi dari apartemenku!" kata Kevin, menjauhkan dirinya dari hadapan Alexa.

"Hah! Serius, kau mengusirku!" aku Alexa, tidak percaya. Pria di hadapannya mengusirnya lagi.

Kevin pun tidak peduli dengan ucapan Alexa, dia hanya ingin wanita itu segera angkat kaki dari apartemennya.

"Hei, aku bertanya padamu! Kau serius mengusirku! Terus aku tinggal dimana?" tanya Alexa, mengikuti langkah Kevin.

"Terserah, aku tidak peduli!" balas Kevin, tetapi yang terjadi, justru Alexa menarik lengannya. Hingga tatapan mata mereka bertemu kembali.

Mereka saling menatap untuk kedua kalinya, hingga Kevin menarik nafas untuk mengendalikan pikiran kotornya.

"Kau mengusirku lagi?" tanya Alexa, belum cukup puas dengan jawaban Kevin.

"Ya!" balas Kevin dingin.

"Tidak! Kau harus bertanggung jawab padaku!" ujar Alexa, menolak pengusiran Kevin.

"Aku yang akan menyeretmu keluar dari apartemenku!"

"Dan aku akan teriak, kalau kau memperkosa anak dibawah umur!"

Perkataan Alexa pun membuat Kevin kesal. Dan demi Tuhan, jika di depannya bukan seorang gadis, dia akan memukul wajah memuakkan itu, tapi sayangnya, dia tidak bisa..

"Sial" umpat Kevin, kesal. Kehilangan kata - katanya.

"Okay! Umpatanmu sebagai jawaban aku tetap tinggal di apartemenmu!" Alexa mengambil kesimpulan sendiri, tanpa menunggu jawaban Kevin.

Kevin pun tidak bisa berkata apapun, ancaman Alexa sukses membuatnya bungkam.

Bagaimana Kevin tidak bungkam, Alexa mengancam akan berteriak, mengatakan Kevin adalah seorang pedofil, pemerkosa gadis dibawah umur.

Lebih baik Kevin mengalah dan membiarkan gadis di depannya tinggal di apartemennya. Dia pun juga jarang disini. Karena hari - hari Kevin dihabiskan di jalan.

"Kau bisa tinggal disini, dengan catatan kau tidak boleh mengacaukan apartemenku atau menyentuh barang -barangku!" ucap Kevin, tegas. Tidak ingin ada bantahan dari Alexa.

Alexa pun tersenyum sumringah, senang. Mendengar dia boleh diperbolehkan tinggal tinggal di tempat Kevin. Lantas secara reflek dia pun memeluk Kevin. Dan membuat pria itu mematung.

"Oops…! Sorry, aku reflek memelukmu!" Alexa pun tersenyum kikuk. Saat dia menyadari memeluk Kevin.

Tidak tahukah Alexa, di bawah sana ada sesuatu yang bangun, dari tidur panjangnya. Sang tongkat ajaib milik Kevin, sudah memasang strateginya untuk mencari lawan.

"Sial!" kata Kevin, merasakan tongkat ajaib miliknya, menegang, keras.

Lalu, Kevin pun pergi meninggalkan Alexa. Dia butuh air dingin, untuk menenangkan tongkat ajaibnya.

Alexa pun bingung, dengan sikap Kevin. Pergi begitu saja dari hadapannya.

••••

Mansion Eduardo

Alex--Daddy Alexa, nampak frustasi, pasalnya sang putri tidak kunjung ditemukan di seluruh kota ini.

Padahal, Alex sudah mengerahkan seluruh anak buahnya. Tapi tidak ada satu yang bisa menemukan putrinya, dan mereka pun terkena imbasnya.

"Dari sekian banyak pengawal - pengawalku, kenapa tidak ada satu dari kalian yang menemukan putriku?" kesal Alex, nampak marah.

"Maaf Tuan!" kata salah satu anak buah Alex.

"Kau bilang maaf! Maaf berkali- kali tidak dapat menemukan putriku! Jika dalam satu minggu kalian tidak menemukan putriku, kalian tahu akibatnya!" kecam Alex, sudah jengah dengan anak buahnya.

Dan selanjutnya, Alex pun meninggalkan mereka. Dengan amarah dan kekesalan pada dirinya.

Sementara para anak buah Alex pun, terdiam. Tidak ada satu orangpun yang berbicara, atau membantah ucapan sang Tuan besar. Hanya bisa menerima menerima perintah dari bosnya.

Di dalam ruangan pribadi milik Alex, dia pun menatap foto milik Alexa. Berbicara pada foto itu, seolah- olah dia sedang bicara dengan putrinya.

"Kau dimana? Kenapa kau kabur dari rumah?"

"Pulanglah Alexa, Daddy menunggumu?" ucap Alex, terdengar lirih, tapi di dalam hatinya, ada perasaan kesal dan marah.

•••

Kembali lagi ke Apartemen Kevin.

Alexa terlihat senang, sudah diperbolehkan tinggal di tempat Kevin, pria anti sosial, yang tidak suka diganggu oleh siapapun. Itu menurut tanggapan Alexa. Melihat sikap waspada pada dirinya..

"Sekarang tinggal memikirkan cara untuk membuat Daddy membatalkan pertunanganku? Tapi apa yang harus aku lakukan?" tanya Alexa pada dirinya.

Setelah kabur, dari kediaman keluarganya. Tidak mungkin Daddy nya membatalkan pertunangan sialan itu, dia yakin. Saat dia kembali tertangkap oleh pengawal Daddy nya. Alexa tetap akan disuruh bertunangan dan menikah dengan pria sialan itu.

Bagaimanapun juga Alexa tetap menolak, tidak ingin menikah dengan pria yang tidak disukai dan dicintainya.

Sampai ide cemerlang melintas di pikirannya. "Ide yang sangat bagus Alexa, mari kita coba!" ucap Alexa lagi. Pada dirinya sendiri.

Akhirnya Alexa terbangun dari duduk cantiknya, mencari keberadan pria anti sosial itu, untuk meminta bantuan pada Kevin.

Namun, disaat yang tidak diharapkan Alexa, Kevin keluar dengan menggunakan handuk melilit di pinggangnya. Keluar dari dalam kamar, menuju ke suatu ruangan yang tidak diketahui.

Rasa penasaran Alexa muncul begitu saja, dia mengikuti Kevin berjalan, hingga dia tiba di depan pintu ruangan itu.

Tetapi saat Alexa ingin membuka pintu ruangan itu, Kevin lebih dulu keluar, membawa satu botol wine dari dalam ruangan.

Tubuh Alexa yang mungil, terbentur di dada bidang Kevin, tangannya pun tak sengaja memegang tongkat ajaib milik Kevin.

Alexa terperangah, saat memegang tongkat ajaib milik pria di depannya, bahkan dia tidak sadar mengelus benda itu, hingga tongkat ajaib Kevin pun terbangun, menegang, keras.

"Sial!" umpat Kevin, merasakan sesuatu di balik handuknya menegang, hanya dengan sentuhan kecil dari Alexa.

Sontak, umpatan Kevin membuat Alexa terbelalak, sadar. Apa yang dilakukannya tadi.

"A–ku tidak senga–!"

"Minggir!" ucapan Alexa terpotong, dengan nada suara perintah keluar dari mulut Kevin.

Alexa pun canggung, dengan perbuatan yang tidak disengaja. Dia pun tidak tahu, jika hanya sentuhan tanpa sadarnya membuat tongkat ajaib Kevin bangun. Kemudian dia pun memberi jalan untuk Kevin. Dan mengikutinya dari belakang lagi.

"Hei, tunggu! Aku tidak sengaja, serius!" jelas Alexa, memecahkan kecanggungan mereka berdua.

"Diam!" balas Kevin, membentak Alexa.

Bentakan Kevin membuat Alexa pun berhenti, tidak mengikuti langkah Kevin di belakangnya. Terdiam. Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk membentakmu!" ujar Kevin, tersadar. Tanpa menoleh ke belakang.

"Aku tidak bermaksud kurang ajar padamu, aku hanya tidak sadar memegang itu mu!"

"Sudah lupakan!" Kevin pun kembali berjalan. Tidak ingin mendengar perkataan Alexa lagi, yang terpenting dia harus menenangkan tongkatnya terlebih dulu.

2 jam kemudian.

Semenjak kejadian tadi, Alexa canggung bertemu dengan Kevin, malu, tapi ada satu hal yang harus dibicarakan pada pria anti sosial itu, menyangkut hidup matinya.

Alexa pun kembali mencari Kevin di setiap ruangan. dan untungnya pria itu masih berada di dalam apartemen, tidak pergi. Duduk di kursi makan. Sambil menyesap kopinya.

"Bisakah kita bicara sebentar!" kata Alexa, berdiri di samping Kevin.

"5 menit!" balas Kevin, jelas dan tegas.

"5 menit! Apa aku tidak salah dengar?"

"Waktumu tinggal 4 menit 30 detik!" ujar Alexa melihat jam tangannya bertengger di lengan.

"Aku ingin kau berpura- pura menjadi kekasihku!" jelas Alexa, berbicara begitu cepat. Tapi masih dapat didengar Kevin,

"Hah! Apa kau gila! Kau menyuruhku menjadi kekasih pura- puramu!" kaget Kevin, mengusap wajahnya. Pusing.

"Yap, hanya kau yang bisa membantuku sekarang!" lirih Alexa, berharap Kevin membantunya.

Namun yang terjadi, Kevin menolak tegas. Dan mengatakan keinginan Alexa sudah di luar batas.