Frans menyusuri lorong tempat kerjanya. Selama berjalan dan berpapasan, beberapa karyawan yang lainnya menundukkan kepala sebagai rasa hormat. Meski hanya menjabat sebagai asisten saja, namun dia juga mendapatkan kehormatan yang sama.
Frans membuka sebuah pintu paling ujung. Begitu terbuka, sosok pria yang selama beberapa tahun ini menjabat sebagai atasan sekaligus sahabatnya ini masih sibuk membolak-balik sebuah berkas.
"Aku ingin bicara," Frans berujar tanpa basa-basi.
Adrian menoleh dengan dahi yang mengernyit. "Soal apa?"
Frans diam sejenak. Dia tampak sedikit ragu. "Sepertinya kita salah menduga. Jessica tidak–"
Namun sebelum pria ini berhasil menyelesaikan ucapannya, Adrian sudah memotongnya lebih dulu. "Bagaimana bisa salah? Kau sendirilah yang sudah mengeceknya sebelum memberikan informasi itu padaku."
Adrian tahu dengan jelas kalau asistennya ini tidak mungkin melakukan kesalahan hanya karena hal kecil saja. Tapi apa ini? Salah menduga dia bilang?