Selamat membaca
.
.
"kau sudah bangun? Bagaimana perasaan mu? Bi… panggilkan dokter…" Fidelya langsung Ribut saat dia melihat kelopak mata dari gadis yang sedang berbaring bergerak. Gadis yang pingsan di depan lift sebelumnya.
"tenanglah… ini ada belum, cukup tekanini saja, dokter atau perawat akan segera kemari." Abian menekan tombol yang ada di samping ranjang pasien.
Gadis yang baru saja sadar nampak kebingungan melihat dua orang asing yang tidak dikenalnya, begitu pun ruangan yang saat ini ia tempati, terlihat asing dan sangat putih. Apakah aku sudah mati? Lalu bagaimana dengan nasib ibu dan adikku?- batin Gadis itu panic.
"Hey… bisakah kau mendengarku?" Fidelya mencoba menarik perhatian.
"ah, maafkan aku. Aku kira aku sudah mati."
"Tidak, kau hanya pingsan beberapa saat yang lalu. Bisakah aku tahu namamu sebelum dokter datang?"
"nama?"