Kali ini Lucrecia terlihat menahan amarahnya.
"Ah, baiklah aku minta maaf Luci," Ucap orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Mario, mantan suaminya.
Panggilan pun diakhiri, menyisakan Ramon yang siap dengan rentetan pertanyaan yang masih tertahan di benarknya, sedangkan Lucrecia yang sibuk memikirkan isi kontrak yang akan dia lakukan dengan pemuda yang ia temui 2 hari yang lalu.
Meski Ramon memiliki serentet pertanyaan di kepalanya, dia tidak mengatakan pertanyaan itu, dia ingin mengetahui lebih jauh seperti apa, siapa, dimana dan bagaimana semua ini bisa terjadi sampai seperti ini.
Xavier yang tidak pernah melihat mamanya marah selain di kantor seketika terkejut. Awalnya ia ingin membela paman yang sedang menawarkan sosis padanya itu, hanya saja ia menjadi takut. Akhirnya Xavier memilih untuk memeluk sang mama dengan erat.
"Mom ayo pulang," Bisik Xavier pelan di telinga Lucrecia.
Selamat membaca
.
.