Gayatri menghentikan mobilnya di area parkir karantina bandara. Pagi ini ia kembali ditugaskan untuk mengurus supply medis dari Inggris yang dikabarkan baru saja sampai dua hari lalu di Sierra Leone. Lintang yang masih berada di Freetown katanya akan datang menemani, dan rupanya benar saja, ia sudah ada di karantina lebih dulu.
"Hey!" Lintang mengajak Gayatri tos seperti biasa, lekas disambut tak kalah akrab oleh gadis itu. "Udah lama? Sorry, macet. Saya kesiangan bangun," cerita Gayatri tanpa diminta.
"Perasaan selalu kesiangan deh? Sarapan aja nelat terus."
Gayatri tak mempedulikan ledekan Lintang yang patut dibenarkan itu, lanjut saja duduk disamping Lintang sembari menunggu antrean yang tampak sudah sangat panjang meski masih pagi. Mereka mendapatkan nomor antrean 74, sementara orang yang baru saja dipanggil masih di nomor belasan.