Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Senyuman Iqbaal

🇮🇩Allenazzuraya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Menceritakan tentang kisah seorang gadis berdarah Indo-Belanda bernama Arzee Michella Ralesha yang memiliki bersikap dingin, keras kepala, serta bertindak sesuka hatinya. Tak sedikit hal-hal negatif lain yang ada di dirinya. Seorang anak dari pasangan suami-istri yang merupakan pengusaha sukses ternama di Indonesi, tuan Davin Ralesha dan nyonya Claura Jasmine. Arzee yang sangat menyukai dunia malam ini, memiliki dua orang kakak laki-laki yang turut terrjun ke dunia perbisnisan, mengikuti jejak kedua orang tua mereka. Bryan Steve Domani, selaku anak tertua yang bergerak di bidang pengetahuan, menjalankan perusahaan yang memproduksi buku-buku terbaik dan Sebastian Bintang yang bergerak di bidang kuliner. Keduanya yang sangat menyayangi Arzee kerap berselisih dan menaruh cemburu ketika perhatian Arzee terasa tak adil bagi mereka. Arzee yang dulunya merupakan gadis yang baik, periang dan mudah berbaur seketika berubah bak monster berhati iblis semenjak kejadian buruk yang menimpanya di masa lalu. Bryan yang mengetahui faktor perubahan sang adik pun mati-matian menjauhkannya dari hal tersebut. Tapi siapa sangka, takdir berkata lain. Usaha Bryan yang menutupi semua itu, nyatanya terkalahkan oleh takdir. Takdir yang membuat kedua orang tuanya menjodohkan sang adik dengan rival kerjanya yang bernama Iqbaal Rafardhan— seorang CEO yang terkenal dengan kekejaman serta keangkuhannya. Sosok yang ternyata bagian dari trauma sang adik serta sosok yang bersangkutan dengan kehancuran bisnis keluarga Davin Ralesha yang membuat mereka jatuh miskin. Bastian yang kala itu tengah merintis usaha kecil-kecilannya pun seketika frustasi dan menghabiskan sisa uangnya untuk bersenang-senang di club malam, ibunda yang nyaris gila, ayahnya yang mengalami koma, serta kisah asmara yang menyedihkan membuat Bryan menyimpan dendam kepada CEO muda tersebut. Iqbaal yang telah menghancurkan kebahagiaan keluarganya serta berusaha merebut cinta pertamanya sangatlah tidak mudah untuk Bryan maafkan. Bryan tak dapat berkutik kala mengetahui Arzee dan Iqbaal mulai saling mencintai. Dengan Arzee dan Iqbaal yang sama-sama dalam masa diluar karakter. Arzee yang menjadi pemberontak dan tak terbantahkan semenjak kejadian masa lalunya dan Iqbaal yang kehilangan hidup normalnya akibat perbuatan rival kerjanya— Bryan. Arzee yang semakin hari semakin mencintai Iqbaal, kembali mendapatkan tantangan dengan kehadiran seseorang yang pernah menjadi bagian dari hatinya dan juga hati Iqbaal. Dua orang yang merupakan mantan kekasih keduanya yang berusaha mengacaukan rencana pernikahan Arzee dan Iqbaal. Mereka merencanakan berbagai macam hal untuk menghancurkan keduanya. Semua berjalan begitu saja. Dengan Bryan yang memiliki kunci dari setiap masalah, ia membantu orang disekitarnya untuk memecahkan satu persatu masalah yang datang bertubi-tubi tersebut. Hingga semua masalah perlahan mulai terselesaikan. Bryan yang menyesali perbuatannya pun menyesal dan berniat menyerahkan diri kepada polisi atas beberapa kasus yang telah ia lakukan selama ini. Hingga ketiga anak tuan Davin menemukan cinta mereka. Arzee yang sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mengirimkan Iqbaal ke dalam hidupnya. Iqbaal yang membantunya kembali pada dirinya yang dulu, Iqbaal yang merubahnya menjadi lebih baik. Arzee berharap, tuhan akan senantiasa memberikan keduanya kebahagiaan atas semua rasa sedih yang selama ini mereka rasakan. Saat ini, lengkap sudah hidup Arzee. Tak ada lagi yang ia tuntut dari dunia, saat ini yang hanya ia ingin adalah melihat seutas senyuman sang suami yang diharapkannya dapat ia nikmati hingga akhir hayat. Senyuman yang selalu membuatnya candu, senyuman yang selalu membuatnya merasa nyaman, Senyuman Iqbaal.
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertemuan Konyol

Jarum jam masih menunjukkan pukul 07.30, masih cukup pagi bukan? Namun suara ricuh dari sebuah rumah mewah kala itu seakan menghancurkan suasana pagi yang damai ini.

"Ya kan aku udah bilang! Aku gak mau ikut papi ke acara pertemuan dengan client papi itu! Persetan dengan rasa menghormati," tukas gadis itu menatap datar wanita paruh baya yang berada di hadapannya.

"Apa salah nya sih kalo kamu ikut? Anggap saja kamu belajar di dunia bisnis, Nak. Toh nanti nya kamu juga akan terjun ke dunia bisnis menggantikan papi," ucap wanita paruh baya itu dengan lembut.

"No! Aku gak mau. Serahin aja semua itu ke Bryan atau bang Babas,"

"Gak bisa sayang. Kedua kakak kamu itu sedang mengelolah bisnis nya masing-masing, sekarang ini cuma tersisa kamu," ucap wanita paruh baya ini.

"Oh my god! Mom, please. Aku masih mau kuliah, aku masih mau have fun sama teman-teman dan apa itu, bisnis? Ah, tidak pernah aku memikirkan ny sedikit pun," ucap gadis itu lalu melenggang meninggalkan sang ibu.

****

Saat ini, gadis itu telah sampai di kampus nya. Namun ia enggan untuk memasuki kelas nya dan lebih memilih untuk duduk santai di kantin.

Ah, apa dia tidak takut dimarahi oleh para dosen killer di kampus itu?

Persetan dengan kata takut. Mengingat ia adalah anak seorang donatur yang sangat berpengaruh terhadap kampus ini.

Jadi ia merasa bebas untuk melakukan hal apapun yang ia mau. 'Yang penting gue happy.' Begitulah prinsip nya.

Gadis itu terus mengaduk-aduk bubur ayam yang berada di hadapannya dengan telinga yang ia sumpal dengan earphone kesayangannya.

Saat tangannya terulur ingin menyuap sesendok bubur ke dalam mulutnya, tiba-tiba hal yang berhasil membuat nya jengkel pun tiba.

"DORRR!!!" seru seseorang dari belakang punggung nya, membuat gadis tersebut refleks memukul kepala orang itu.

"Gelo siah!" ketus gadis itu.

"Waw! Nona Arzee Ralesha. Setau gue, lo itu blaster Indo-Belanda bukan Sunda," ucap seorang gadis dengan wajah manis nya serta gaya rambut curly yang menambah kesan anggun di dirinya.

"Bacot deh!" ketus Arzee.

"Slowly, baby. Kayaknya lo lagi ada masalah nih, orang tua lo lagi?" tanya gadis manis itu.

Arzee menghela nafas kasar nya dan menyuap sesendok bubur ayam favorit nya kedalam mulut. Mengunyah nya sampai habis kemudian menelannya secara perlahan.

"Ya. Seperti biasa. Si pak tua itu selalu berusaha buat ngenalin gue ke client atau anak dari client dia," Arzee tersenyum sinis.

Gadis itu mengambil alih mangkok bubur Arzee dan menyendok bubur kedalam mulutnya.

"Gue heran deh sama bonyok lo. See yourself, you so beautiful. So, ngapain juga mereka sibuk ngenalin lo kesana kemari?" ucap gadis itu kembali menyendok bubur untuk dirinya.

Arzee pun memutar bola matanya dengan malas kemudian berbalik menatap gerobak bertulisan 'Bubur ayam Mbak Nuri'

"MBAK NURI, BUBUR AYAM NYA SATU LAGI!" teriaknya dan mendapat anggukan dari mbak nuri.

Setelah itu Arze membalikkan badannya dan mendapati gadis manis itu tengah menatapnya.

"Huh.. Gue hafal benar kebiasaan buruk lo, laper dan selalu mau apapun makanan yang gue pesan. Lo abisin deh, gue udah pesan lagi," ucap Arzee sambil mengotak-atik handphone nya.

"Uuuuuhhh pengertian banget sih!"

"Sampe lo meluk gue, gue pastiin hari ini juga viral berita lo mati gara-gara jatuh dari lantai 3. Gue serius Sha," ancam Arzee ketika gadis di sampingnya hendak memeluknya.

Gadis manis itu adalah Salsha.

Salsha Adriana tepatnya. Anak seorang pengusaha sukses bernama Ny. Lauren, pengusaha dalam bidang fashion. Tidak heran lagi mengapa salsha selalu tampil dengan fashionable.

"Jahat," gumam salsha memanyunkan bibirnya.

****

Hari ini Arzee pulang lebih awal dikarenakan papinya menelpon dan menyuruh nya untuk pulang sekarang juga, dengan beralasan mami nya masuk rumah sakit.

Namun, Arzee yang tadinya merasakan cemas, kini berganti dengan rasa jengkel yang tak kunjung surut.

Bayangkan saja. Bagaimana bisa laki-laki tua itu mengatakan bahwa istrinya masuk rumah sakit sedangkan, oh lihat lah mami nya terlihat sangat cantik dan begitu fresh dan yang paling menjengkelkan saat ini adalah terdapat orang asing dirumah mewah nya ini.

Siapapun mereka Arzee tidak peduli. Ia sudah cukup jengah dengan tingkah papi nya.

"Jadi, papi nyuruh aku pulang cuma buat ketemu mereka?" tanya Arzee sembari menunjuk ke arah orang-orang asing dan sepertinya mereka adalah satu keluarga.

"Arzee, jaga sikap kamu. Papi tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap seperti itu," ucap tuan Davin.

Arzee mengangkat bahunya dengan acuh.

"Oh tidak apa-apa, Davin. Maklum, anak muda," ucap seorang laki-laki sepertinya seumuran dengan tuan Davin.

"Maafkan sikap anak saya, Herry."

Ya. Itu adalah keluarga Herry Hermawan. Partner bisnis keluarga Davin Ralesha dan juga merupakan sahabat tuan Davin sejak masa sekolah menengah pertama.

"Baiklah, sebaiknya saya memperkenalkan putri cantik saya sekarang juga," ucap tuan Davin disertai kekehan.

"Sebelum anda memperkenalkan putri cantik itu alangkah baik nya kita merubah gaya bahasa kita ini," ucap Rike yang sedari tadi diam dengan sedikit kekehan.

"Ya, betul itu. jangan formal, biasa aja. Kan ini di luar urusan kantor," ucap Claura membuat semua nya tertawa, kecuali Arzee.

"Masih lama gak sih, Pi? Arzee tuh mau main!" pekiknya.

"Oh, Oke-oke kayaknya si cantik udah mulai bosan deh. Jadi siapa nama anak kamu itu, Vin?" tanya Rike seraya tersenyum manis.

"Namanya adalah Arzee Michella Ralesha." ucap Davin dengan lantang.

"Nama yang cantik. Persis seperti orangnya," puji Rike membuat Arzee sedikit tersipu.

"Ya iya dong rike, lihat dulu siapa maminya," ucap Claura mengibaskan rambut nya dan semua kembali tertawa.

"To the point deh! Saya gak suka bertele-tele," celetuk Arzee berhasil menghentikan acara gelak tawa di ruangan ini.

Rike tersenyum menatap gadis dihadapan nya.

"Sebelumnya kenalin dulu, ini anak tante, Iqbaal Dhiafakhri," ucap rike seraya mengelus rambut anaknya dengan penuh sayang.

Iqbaal tersenyum dan mengulurkan tangan nya di hadapan Arzee.

Arzee melihat uluran tangan iqbaal serta wajah tampan milik iqbaal secara bergantian. Enggan. Itu yang terbesit dalam benak nya.

Merasa Arzee tak kunjung membalas uluran tangan iqbaal, Claura pun menyenggol pelan lengan anak nya, mengisyaratkan agar anaknya menerima uluran tangan iqbaal.

Dengan malas Arzee menerima uluran tangan itu. Membuat senyum iqbaal semakin merekah.

"Aku Iqbaal. A nya dua," ucap iqbaal sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya— setelah melepas jabat tangan mereka.

"Arzee," ucapnya dengan dingin.

"So?" lanjut nya.

"Hm iqbaal, kamu ajak Arzee jalan-jalan dulu gih, ayah sama bunda mau bicara sama om Davin," ucap Rike dengan lembut sambil mengelus punggung Iqbaal.

Iqbaal mengangguk lucu.

"Nanti kalo mau pulang, kasih tau Iqbaal ya, Bun? Jangan ditinggalin," ucap iqbaal dengan polos.

"Iya sayang."

"Yaudah Zee, kamu ikut Iqbaal gih," titah Claura.

"No, Mom! Aku mau main sama salsha! Aku gak mau jalan-jalan sama dia," tegas Arzee

"Yaudah kalo Arzee gak mau jalan, kita naik sepeda aja. Kata om Davin, kamu punya sepeda kan?" ucap Iqbaal dengan polosnya membuat Arzee terperangah.