"Saya izin pergi, Nyonya," ucapnya.
"Baik, Pak. Terima kasih banyak, ya. Hati-hati di jalan," gumam Shazia sersya mulai berjalan balik ke dalam kamar.
Ia sedikit menghela nafas panjang melihat lelaki itu. Pikirannya kembali sempoyongan. Ia pun secepat mungkin merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tidak banyak berbicara, ia langsung memejamkan kedua matanya sambil memeluk lengan berotot Harshad.
"Kenapa? Kenapa Shazia tidak berbicara lagi? Apakah ia sudah tertidur? Tumben sekali, biasanya dia selalu bercerita kepadaku sebelum tidur. Ada apa dengan dirinya? Apakah terjadi sesuatu kepadanya?"
Harshad terus berpikir secara berlebihan tentang kondisi Shazia. Keesokan paginya, Shazia masih tertidur dengan posisi yang tidak berubah sejak tadi malam. Melihat hal tersebut, Harshad menjadi semakin khawatir. Ia pun sedikit menyentuh bahu wanita tersebut.