"Bryan! Sedikit lagi!" Shazia semakin memperkeras erangannya.
"Ah!" Bryan langsung mengeluarkan erangan panjang setelah seluruh peluru putih itu berhasil keluar dari sarangnya. "Terima kasih, Sayang." Bryan langsung mengecup kening Shazia.
Shazia hanya tersenyum manis setelah mendapatkan kepuasan dari lelaki yang ia ketahui sebagai kakak kandungnya. Pikirannya memang sudah gila semenjak dulu. Sehingga, ia tidak pernah berpikir dengan siapa ia melakukan sebuah permainan hangat di atas ranjang. Mereka berdua sama-sama terkulai lemas di atas ranjang berwarna merah maroon itu.
"Punya kamu sangat sempit, Adik. Apakah suamimu kurang menafkahi muaramu?" bisik Bryan dengan bibir yang masih menempel di telinga Shazia.
Shazia langsung tersenyum dan menolehkan wajahnya kepada Bryan. "Suamiku memang sangat jarang melakukan ini, Kak. Kamu juga tau tentang perasaannya kepadaku, 'kan?" Shazia kembali mendaratkan kecupan di bibir Bryan.