Gio pun menarik tubuh Auberta ke dalam pelukannya. Di antara mereka, mengalami masa-masa sulit. Kehangatan dari tubuh keduanya, membuat hati Auberta tenang.
SELAMAT MEMBACA
SIAPKAN IMAJINASI UNTUK MELAMBUNG JAUH!
☆☆☆☆☆
Auberta terlihat mengetuk-ngetuk pulpennya ke meja. Sambil menopang kepalanya ke dinding sambil berpikir cepat. Dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, dia sedikit mengernyitkan dahinya.
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam di dinding sudah berakhir di angka 09:00 WIB. Dia melihat Berlin dan the queen sedang mondar-mandir di depan kelas. Semua murid menatapnya aneh.
"Aduh, Auberta enggak bisa mikir nih," geram Auberta memukul-mukul kepalanya. Akibat memikirkan pesan semalam dari ketua osis beku itu.
Back to message:
"Sebagian diri gue sakit melihat keberadaannya yang dekat, namun tak tergapai. Sebuah jiwa sedih bisa membunuh lebih cepat dari sebuah kuman,"
"Maksud, Kak Gio apa?"