Kita adalah sama, terluka dalam kepedihan.
Aku baik, tapi dalam sudut yang tidak kasat mata, aku lebih dari terluka.
Kamu baik, tapi dalam sisi yang tidak tersentuh, kamu menyimpan beribu luka.
Kita sama-sama menatap bintang yang sama. Setiap malam, bintang Spica akan hadir. Di situlah, pandangan kita menyatu.
Kita berusaha mendobrak dinding yang sama, mengobati satu sama lain. Dan akhirnya, kita bersatu dalam luka yang tak terobati.
Namun, kita sama-sama ragu. Biasanya akan menimbul pedih, akibat rasa yang terus dipendam.
Kepedihan datang menghampiri kita. Menjadi satu atap dalam teduhnya bintang malam.
Malam itu, aku bertanya pada bintang; Benarkah kamu orangnya.
***
"Hatiku sudah tak cukup kuat, untuk menahan penderitaan ini, aku di sini mencoba untuk tersenyum, namun sebenarnya hati kecilku menangis, mungkin sekarang hidupku sudah tak lagi berarti."
_Auberta Vernanda Pramana
SIAPKAN HATI UNTUK MERASAKAN PERIH!
SELAMAT MEMBACA
♡♡♡♡♡