Kutepis bulir peluh yang hendak memasuki rahangku. Keringat bercucuran menyambut teriknya sinar matahari. Menit, detik, jam, hingga bulan menjadi tahun. Teriknya matahari dan panasnya udara kian terasa menambah penderitaan. Keringat bercucuran dengan deras membasahi sekujur tubuh dan membuat kering tenggorokan.
Pada bulan dan detik ini juga semua berubah. Aku sudah cukup dewasa bahkan lebih dewasa. Kenyataan berubah menjadi lebih baik pada beberapa bulan ini.
"Je, istirahat dulu gih. Kamu sudah berapa jam mematung di depan tiang bendera. Enggak kepanasan apa?" tiba-tiba kudengar suara Lintang mendekat kearahku
"Yah, kalau aku dapat izin bakal dari tadi aku pergi dari sini. Siapa coba yang betah berdiri disini. Nah kamu ngapain disini, mau ikutan dihukum juga sama denganku, ini masih jam pelajaran lagi" tanggapku