"Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita."
Di dalam ruangan bercat putih, dengan begitu banyak perlengkapan bagi orang sakit. Seseorang masih terbaring dengan selang infus di hidungnya. Kepalanya yang di balut perban, dan luka di sebelah kiri pipinya. Tubuhnya tidak bergerak sedikit pun, di ruangan itu hanya terdengar bunyi alat pendeteksi kesadaran.
Dengan garis yang masih melengkung dan berwarna hijau. Dokter sedang mengecek mata dan tubuhnya yang terluka. Gadis itu masih tidak bisa mengumpulkan tenaganya. Dokter menyatakan, bahwa ia mengalami koma akibat frustasi dan ketakutan. Sudah beberapa minggu ia di rawat di rumah sakti bakti indah, yang terdapat di seberang pulau tidung. Melewati jembatan pelangi, hingga beberapa meter jauhnya.