"Jika ingin beranjak pergi, pastikan sudah mengemas semua kenangan yang kau ciptakan dalam pikiran, agar tak tersisa duka mendalam."
_Nathaniel Gio Alfaro
***
"Auberta, jangan tinggalkan Mama, Nak. Kenapa kamu pergi secepat ini, padahal Mama baru bisa ketemu kamu sekarang," ucap Julice melihat tubuh Auberta yang sudah kaku di depan semua orang.
"Papa bersalah akan semuanya, membiarkan kamu sendiri. Papa bener-bener bodoh!" Ucap Pramana duduk di samping Auberta.
Di dalam ruangan serba putih yang tercium bau obat-obatan, membuat semua orang yang berada di sana berdiri diam membisu. Terlebih, Gio yang lebih terpukul akan kepergian Auberta.
Gio berdiri sambil bersender di dinding, berdiri paling belakang dan hanya mengamati mereka. Hatinya sudah terlanjur sakit dan beku, air mata pun tidak sanggup jatuh. Bibirnya kelu, pucat menghiasi wajah Gio.
Hatinya sebenernya berteriak keras di dalam, tetapi hati menyuruh diam untuk tidak bersorak.