Bumi berotasi layaknya roda berputar. Siang berganti malam, malam berganti pagi. Senja hilang, fajar datang menghampiri. Angin Subuh berhembus pelan, menusuk tulang belulang. Membuat semua rongga-rongga kedinginan.
Bangunan letter U berdinding gribig bata itu mendadak membisu. Sepuhan angin sejuk dari arah selatan pegunungan sana terasa hambar. Derap langkah kaki jenjang nampak terseok berjalan ke arah masjid di halaman utama, terlihat seakan tak bernyawa. Begitupun gema adzan shubuh dari speaker masjid, melengking merdu menyambut bola raksasa kemerahan di ufuk timur, juga terdengar hampa dan kosong. Seperti tak tampak denyar-denyar nafas kehidupan, walau kenyataannya bangunan itu berjamur, disesakki beribu makhluk pencari nur 'ilmi.