Kita adalah sama, terluka dalam kepedihan.
Aku baik, tapi dalam sudut yang tidak kasat mata, aku lebih dari terluka.
Kamu baik, tapi dalam sisi yang tidak tersentuh, kamu menyimpan beribu luka.
Kita sama-sama menatap bintang yang sama. Setiap malam, bintang Spica akan hadir. Di situlah, pandangan kita menyatu.
Kita berusaha mendobrak dinding yang sama, mengobati satu sama lain. Dan akhirnya, kita bersatu dalam luka yang tak terobati.
Namun, kita sama-sama ragu. Biasanya akan menimbul pedih, akibat rasa yang terus dipendam.
Kepedihan datang menghampiri kita. Menjadi satu atap dalam teduhnya bintang malam.
Malam itu, aku bertanya pada bintang; Benarkah kamu orangnya?
_Aubergio
*****
"Tak ada, belum ada,"
"Kau akan menemukannya nanti di akhir cerita. Nikmati saja semuanya, kamu hanya perlu tetap seperti dirimu gadis manis. Kamu akan segera menemukan bintang itu jika kamu bangun,"
"Siapa dia. Bagaimana Berta harus menemukan dia,"