"Kak,"
"Gue bilang diem! Lo enggak perlu jelasin apa-apa lagi," ujar Syela yang memalingkan wajahnya. Dia terlihat menghapus air matanya yang telah jatuh sedari tadi. Auberta yang melihat itu, ngerasa kasian.
Dia ingin menenangkan Syela, saat tangan Auberta hendak memegangi Syela. Dia menepis dengan cepat.
"Lo enggak perlu megang-megang gue. Tangan lo itu, najis tau enggak,"
"Kak, Auberta bakal ngelakuin apa aja supaya Kakak enggak marah sama Auberta. Auberta mohon, izin Berta buat berteman sama Kakak. Auberta enggak mau bermusuhan lagi, Auberta mohon, Kak. Auberta janji, bakal ngelakuin apa aja supaya Kakak enggak marah-marah lagi," terka Auberta cepat sambil menatap Syela yang terlihat sudah tidak mengeluarkan air matanya lagi.
"Lo janji sama gue? Bakal ngelakuin apa aja?"
"Auberta janji, Kak,"
Syela terlihat senyum kecut, tatapan matanya yang tidak bisa diartikan.
"Oke, gue bakal maafin lo. Tapi, lo harus tepatin janji lo,"
"Iya, Kak. Apa yang harus Auberta lakuin,"