Setelah berhasil membantai ketiga Makhluk iblis tersebut, Reyu kemudian menyarungkan kembali pedang Holy Sword miliknya.
Reyu pun kemudian berjalan mendekati satu persatu tubuh iblis yang baru saja ia bantai tersebut, untuk menyerap energi yang tersisa dari mereka. Sebab setiap iblis yang telah mati masih memiliki sebuah energi dan aura yang masih bisa di serap oleh sang pemburu untuk meningkatkan kekuatan yang ia miliki.
"Lumayan juga energi dari ketiga iblis ini, dengan begini kekuatanku seketika pulih dengan sendirinya," lirih Reyu sambil menyerap energi yang tersisa dari tubuh ketiga iblis itu.
Lalu, ketika setiap iblis yang telah di serap energinya oleh sang pemburu maka tubuh atau mayat dari iblis tersebut akan menguap dengan sendirinya lalu setelah itu akan menghilang tanpa menyisakan sedikitpun dari bagian tubuh termasuk tulang belukang dari mereka, kecuali senjata yang mereka pakai.
Senjata para iblis tersebut biasanya di ambil oleh pemburu iblis untuk di jadikan sebuah pajangan atau koleksi. Akan tetapi berbeda dengan Reyu, ia malah menghancurkan semua senjata yang di gunakan oleh para iblis tersebut, agar nantinya tidak di salah gunakan oleh manusia yang menemukannya.
"Yahhh... Sepertinya aku harus kembali ke rumah, sebab sudah lama sekali tidak pulang untuk menemui ayah, ibu dan adikku dan mungkin sekarang adikkku sudah sangat besar, ketika terakhir kali aku tinggalkan untuk berlatih," ucap Reyu berbicara seorang diri.
Ia pun kemudian berjalan meninggalkan desa yang sebelumnya sempat di serang oleh ketiga makhluk iblis tersebut.
Dan para penduduk di sana pun mulai memberanikan diri untuk kembali ke desa dan kembali ke rumah masing-masing, mereka Reyu berhasil membasmi ketiga iblis tadi.
Datanglah seorang pria tua mendekati Reyu yang sedang berjalan hendak pergi dari desa tersebut dan berkata;
"Tunggu, anak muda ... Aku ingin mengucapkan Terima kasih atas bantuanmu, jika kau tidak datang ke desa ini kemungkin desa ini akan di hancur oleh ketiga iblis tadi," ucap pria yang menemunya tersebut.
Orang itu seorang adalah kepala desa, di desa tersebut dan ternyata pria tua itu juga merupakan orang yang di anggap dapat meramal masa depan seseorang di masa yang akan datang.
Reyu kemudian tersenyum kepada orang ini dan berkata;
"Senang rasanya bisa membantu desa ini pak, dan Ini juga adalah merupakan salah satu tugasku, untuk membasmi para iblis-iblis itu sehingga aku tidak akan membiarkan mereka terus menerus datang dan meneror manusia," sahut Reyu.
"Selain itu, alasan mereka datang kemari adalah untuk memakan manusia agar dapat menambah kekuatan yang mereka miliki agar menjadi lebih kuat," sambungnya Reyu menjelaskan maksud dan tujuan para iblis itu datang ke dunia manusia.
"Benar sekali, kami tahu tentang hal itu... Sebab sudah banyak yang menjadi korban akibat kekejaman para iblis itu di desa ini, mereka menyerap seluruh energi yang di miliki manusia sebelum mereka memakannya," jawab tetua perkampungan itu.
"Benar kah? Jadi para iblis itu sebelumnya sudah pernah datang kemari?"
"Ya, benar... Ini sudah yang ketiga kalinya para makhluk iblis itu datang dan menyerang desa kami. Dan sudah banyak dari penduduk desa yang menjadi santapan bagi para iblis-iblis tersebut.
"Kurang ajar...!" umpat Reyu yang mengetahui bahwa kedatangan para iblis itu merupakan yang kesekian kalinya.
"Namun, kami tetap berterima kasih kepadamu anak muda... Berkat dirimu kemungkinan hidup kami akan sedikit lebih tenang sekarang," ujar pria tua itu.
"Humm ... namun, tetap berhati-hatilah. Jika saja para makhluk iblis tersebut datang lagi kemari maka jangan sesekali melawan mereka sebab manusia biasa tidak akan bisa menang melawan para iblis tersebut," usul Reyu.
"Iya kau benar anak muda, selain itu juga kami tidak memiliki kemampuan untuk melawan iblis itu,"
"Oia, Sekali lagi saya sebagai kepala desa mewakili seluruh warga mengucapkan terima kasih atas bantuan," ucap pria tua tersebut sambil membungkukan tubuhnya di hadapan Reyu.
"Baik, pak... Kalau begitu saya ingin pamit pergi dari sini sebab ada urusan lain yang harus saya kerjakan," sahut Reyu yang ingin segera pergi meninggalkan desa itu.
"Iya nak... Oia, satu lagi menurut ramalanku kau akan menjadi seseorang yang sangat hebat dan dapat menjaga keamanan bumi ini dari para iblis. Dan kau akan menjadi seseorang yang paling di segani di muka bumi ini," kata pria tua itu yang ternyata sambil berbincang dengan Reyu ternyata dia juga meramal masa depan Reyu tanpa Reyu ketahui.
"Benarkah...?"
"Semoga ramalan mu itu benar pak... Karena memang tujuan saya adalah untuk membasmi para iblis dari dimensi lain itu," ungkap Reyu yang sangat senang atas ramalan yang di lakukan pria tua tadi.
Reyu kemudian berlalu pergi setelah perbincangan panjang dengan kepala desa tersebut, dan segera kembali menuju ke rumahnya untuk bertemu dengan kekuarganya di sana.
Jarak antara desa dengan rumah yang dinasti milik ayahnya berjarak cukup jauh, untuk menuju kesana Reyu harus menunggangi kuda dengan menempuh perjalanan sekitar 2 hari penuh
"Hmm.. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan mereka, dan aku berharap mereka semua dalam keadaan baik-baik saja," gumam Reyu sambil memacu kuda miliknya agar segera sampai ke rumah.
Di tengah perjalanan perasaan Reyu tiba-tiba merasa tidak enak, ia merasa jika ada hal yang sangat mengerikan akan segera terjadi
"Ada apa ini,kenapa perasaaan seketika seperti ini apa yang sebenarnya akan terjadi," gumam Reyu yang berhenti sejenak.
Entah apa yang mengganggu di dalam pikiran dan perasaannya itu namun, Reyu tetap mencoba untuk berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak dan mencoba menghilangkan prasangka buruk yang baru ia rasakan di dalam perjalanan itu.
"Mungkin ini hanya perasaanku saja. Dan semoga saja tidak hal buruk yang terjadi nantinya," lirih Reyu yang kemudian melanjutkan kembali perjalanannya.
***
Setelah perjalanan yang cukup panjang Reyu tibalah di rumah, di depan pintu masuk gerbang utama ia telah di sambut oleh para penjaga yang begitu ramah terhadapnya. Mereka adalah anak buah dari sang ayah yang bertugas menjaga dinasti itu.
Walaupun sebenarnya rumah itu memiliki penjagaan yang sangat ketat, dan di dalammya terdapat para pengawal yang sangat kuat dan terlatih untuk menjaga keluarga Reyu dari berbagai ancaman termasuk ancaman teror para iblis yang sewaktu-waktu bisa saja datang dan mengacau di keluarga Reyu.
Keluarga Reyu yang merupakan salah satu dari keluarga dinasti yang sangat terkenal dari jaman dahulu hingga sekarang di kenal sebagai keluarga yang kaya raya dan memiliki anak buah yang cukup banyak. Keluarga mereka juga terkenal akan memonopoli perdagangan di kala itu.
Selain itu para bawahan dari keluarga Reyu juga terkenal akan kekejamannya, mereka siap mati demi sebuah misi yang di berikan kepada mereka seperti menjadi mata-mata atau bahkan menjadi pembunuh bayaran bagi orang-orang kaya saat itu.
Namun, sepanjang perjalanan waktu semua itu mulai di hentikan oleh ayah Reyu yang merupakan sebagai ahli waris sebelumya. Ia menghentikan semua perbuatan yang menurutnya melanggar itu untuk kebaikan keluarga dan pengikutnya. Ia tidak ingin terlibat lagi dengan masalah dari para pendahulunya agar tetap menjaga keamanan kekuarganya sekarang.
"Selamat datang kembali tuan muda sudah sangat lama sejek kepergianmu, ayahmu terus memikirkan dan sangat merindukan akan kepulanganmu ini," ucap para penjaga.
Keluarga Reyu ternyata sangat senang atas kepulangannya, sebab sudah cukup lama dan hampir 7 tahun Reyu tidak pulang dan menemui keluarganya.
Dari dalam rumah terdebgar suara anak kecil yang memanggil dirinya;
"Kakak ..." sang adik berlari keluar dari rumah.
Reyu lalu, langsung merentangkan kedua tangannya, untuk segera memeluk adik kecilnya itu yang sekarang mulai sudah tumbuh besar ketika terakhir kali ia melihatnya.
"Hai ... Kemarilah adik kecilku, ternyata kau sudah sangat besar ya sekarang, tinggi badanmu juga semakin bertambah," ucap Reyu sambil memeluk dan menggosok-gosok kepala sang adik.
"Iya kak, itu karena aku semakin banyak berlatih seperti kakak. Sehingga aku dengan semakin cepat tumbuh besar seperti kakak," sahut adik kecil Reyu yang bernama Karin.
"Hahaha, memangnya latihan seperti apa yang kau jalanai semenjak kakak pergi?" tanya Reyu kepada adiknya.
"Karin sangat banyak berlatih, salah satunya berlatih ilmu bela diri seperti yang telah di ajarkan oleh ayah dan dan ilmu pedang yang seperti di ajarkan oleh paman Key," jawab sang adik tentang latihan yang ia jalani.
"Oia ... Wah, hebat juga ya kau sudah banyak berlatih ilmu bela diri dan ilmu pedang sejak dini kau pasti akan jadi jauh lebih hebat dari kakak," senyum Reyu sambil menyemangati adik perempuannya itu.
Kemudian, dari dalam rumah ayah dan ibu Reyu tiba-tiba muncul keluar. Mereka berdua menyambut dengan hangat kedatangan Reyu yang sudah lama pergi meninggalkan mereka.
Kedua orang tua Reyu terlihat nampak cukup tua semenjak terakhir kali Reyu berpamitan pergi untuk berlatih kepada mereka berdua.
"Setelah sekian lama Akhirnya kau kembali pulang juga nak," ucap ayah dan ibu.
Reyu pun bergegas mendatangi dan memeluk dengan hangat kedua orang tuanya itu.
"Maafkan Reyu ayah, ibu ... Karena telah lama meninggalkan kalian. Bagaimana kabar ayah, ibu? Apakah kalian sehat," tanya Reyu dengan penuh kebahagian bisa bertemu kembali dengan kedua orang tuanya.
"Seperti yang kau lihat sekarang anakku, ibu dan ayahmu cukup sangat sehat hingga saat ini. Kau sepertinya nampak sangat lelah setelah perjalanan jauh," tanya ibu Reyu sambil menatap wajah anaknya.
"Tidak ibu, Reyu dalam keadaan baik-baik saja dan rasa lelah Reyu seketika menghilang setelah melihat ayah dan ibu dalam keadaan baik-baik saja sekaranf," sahut Reyu.
Lalu, kemudian mereka mengajak Reyu untuk masuk ke dalam. Di dalam rumah yang cukup besae itu terdapat banyak sekali kenangan Reyu bersama keluarganya. Sehingga tidak ada alasan bagi Reyu untuk tidak pulang ke rumah itu.
Dan di ruang makan telah di siapkan makanan-makanan lezat kesukaan Reyu dan semua makanan itu adalah buatan dari sang ibu sendiri tanpa bantuan dari koki di rumah mereka.
"Hmm ... Sepertinya masakan ibu sangat lezat dari aromanya saja sudah tercium sangat menggoda sekali bum, Reyu sudah lama tidak merasakan masakan ibu ini," ucap Reyu memandangi makanan yang telah siap tersaji di meja makan.
"Duduklah dan makanlah nak, makanan itu khusus ibu buatkan untu mu karena ibu tau kau pasti akan datang." sahut ibu.
"Benar... Ibumu selalu memasak masakan kesukaamu setiap harinya, sebab ia ingin ketika kau datang masakan kesukaanmu telah siap tersaji di meja ini," imbuh ayah menerangkan bahwa ibunya selalu menunggu kedatangan Reyu.
"Benarkah ibu? Reyu sangat senang sekali bahwa Reyu selalu di nantikan di rumah ini," jawab Reyu dengan kebahagiaan terpancar dari wajahnya.
Reyu pun laku meletakan semua barang bawaannya termasuk pedang Holy Sword miliknya dan merupakan pemberian dari sang ayah di atas meja. Dan ia pun bergegas menuju kursi makan untuk segera menyantap masakan buatan dari sang ibu.
Ketika dirinya sedang asik menikmati masakan yang tersedia, ayah Reyu kemudian duduk di hadapannya dengan wajah sedikit serius lalu berkata;
"Ternyata sudah cukup lama sejak kau pergi dari rumah ini, dan sekarang nampaknya adalah waktu yang tepat untukmu mengetahui sebuah rahasia dari kami, Reyu ...," kata ayah Reyu dengan serius.
Mendengar ucapan tersebut membuat Reyu seketika tersedak begitu saja dan menghentikan makannya. Ia nampak sangat terkejut mendengar ucapan dari sang ayah tentang sebuah rahasia yang akan di sampaikan kepadanya.
"Aa..apa itu ayah? Rahasia apa yang Reyu tidak ketahui dari ayah dan ibu," tanya Reyu dengan sangat serius.
"Akan tetapi kau janganlah marah kepada kami Reyu. Sebab ini bukanlah keinginan kami berdua," ujar ibu yang meminta ijin kepada anak lelakinya itu.
"Marah? Kenapa Reyu harus marah ibu... Memangnya ada apa sebenarnya? Katakanlah ayah, ibu... Reyu akan mendengarkannya," ucap Reyu yang semakin penasaran dengan rahasia yang ingin di beritahukan kepadanya pada saat itu.
"Hmm, jadi begini ... Sebenarnya ada sebuah rahasia yang selama ini kami simpan dari mu, dan kami ingin menunggu waktu yang tepat agar kau siap mengetahuinya," sahut ibu.
"Iya benar anakku, ini menyangkut tentang siapa sebenarnya dirimu. Dan bagaimana kau berada di keluarga ini," imbuh ayah kepada Reyu.
Sontak Reyu pun sangat terkejut bukan kepalang mendengar hal tersebut. Ia berpikir bahwa ada apa sebenarnya dengan dirinya.
"Hmm...maksud ayah?" tanya Reyu yang semakin penasaran.
"Biarlah ibumu yang menjelaskannya kepadamu nak,"
"Rahasia ini mungkin akan membuatmu sangat terkejut jika mengetahuinya maka dari itu inilah saat yang tepat bagimu untuk mengetahuinya," ujar ibu.
"Hmm baiklah ayah, ibu ... Reyu akan mendengarkannya maka ceritakan lah semuanya ibu," sahut Reyu yang semakin penasaran dengan rahasia itu.
"Hmm, jadi tepat 25 tahun yang lalu ... Ayah dan ibumu menemukan seorang anak bayi berjenis kelamin laki-laki. Ia kami temukan tepat di halaman depan rumah ini dengan hanya bermodalkan selimuti yang terbuat dari daun yang lumayan lebar, anak itu terus menangis dan menjerit dengan keras ketika di tinggalkan tepat di halaman rumah ini," jelas ibu Reyu.
"Suara tangisan itulah yang membuat ayah dan ibu menjadi sangat terkejut. Kami berdua penasaran dengan asal suara tangisan itu. Jadi kami memutuskan untuk mencari dan memeriksanya," sahut ayah yang menjelaskan asal mula ia menemukan bayi lekaki tersebut.
"Ketika pada saat kami menemukannya, bayi laki-laki tersebut di tinggalkan dalam keadaan masih berlumuran darah segar di sekujur tubuhnya, yang kemungkinan pada saat itu ia baru saja di lahirkan oleh ibunya,"
"Lalu, selain itu pula tepat di samping anak itu diletakan sebuah pedang yang kemungkinan pedang tersebut adalah milik dari orang tua bayi tersebut," sambung ibunya.
Penjelasan tersebut semakin membuat Reyu semakin penasaran dengan siapa sebenarnya bayi lelaki yang di ceritakan oleh kedua orang tuanya itu.
"Bayi laki-laki? Siapa sebenarnya anak itu ayah?" tanya Rey dengan dahi yang mengkerut.
Sambil menghela napas yang panjang kedua orang tua Reyu akhirnya mengatakan yang sebenaenya tentang siapa sebenarnya anak lelaki yang mereka maksud tersebut.
"Bayi lelaki itu adalah kau Reyu," sahut ayah.
Sontak Reyu menjadi amat terkejut setelah mendengar sebuah rahasia besar tersebut. Dari dalam hatinya yang paling dalam, Reyu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh kedua orang tuanya itu.
Reyu merasa apa yang mereka katakan itu tidaklah benar, dan hanya cerita bohong saja kepadanya.
"Ini tidak benar kan ayah, ibu?" tanya Reyu kembali yang masih belum percaya dengan semua hal itu.