"Nggak bisa gitu dong Wa, dia istriku dan aku berhak atas dirinya." Ucap Bara yang benar-benar tersulut emosi sejak tadi.
"Istri? CK! Bagaimana bisa aku mempercayai kata-kata kamu itu huh? Benaran kamu menganggap kara itu adalah istrimu?" Sinis Dewa, sejak tadi ia menanggapi ucapan Bara dengan sangat tenang sambil terus minum teh nya itu.
Tak terima dengan apa yang di jawab oleh Dewa, Bara mengepalkan tangannya.
"Kenapa? Mau pukul aku? Cih, dasar lemah! Kalau kamu nggak mau diginiin lebih baik introspeksi diri kamu Bar, kamu pikir kamu udah hebat dengan mengatakan bahwa kamu orang berhak atas adikku? Kamu hanya suami, nggak akan pernah menang jika dibandingkan kami yang sudah membesarkan Kara. Apalagi suami seperti kamu ini, suami yang hanya level nya saja, sementara isinya nggak ada sama sekali.
"Jaga bicaramu Sadewa!" Ucap Bara yang memang tak bisa terima dengan apa yang dikatakan oleh Dewa itu.