"Cukup Kak, jaga bicaramu pada Wanita. Jika memang ingin meluahkan rasa amarah mu, lakukan padaku bukan pada Anna!"
Mendengar itu, baik Anna dan juga Dewa langsung menoleh ke arah Sumber suara.
Dewa menaikkan alisnya ketika melihat sosok di depan nya itu. Cih! Ia merasa pengen mengutuk saat ini ketika laki-laki di hadapannya itu datang sebagai pahlawan kesiangan.
"Bara." Gumam Anna, ia menghapus air Matanya lalu berdiri dari duduk nya untuk mendekati Bara.
Anna memeluk erat pergelangan tangan Bara mencoba untuk menyudahi aksi saling adu tatap mereka.
"Kenapa Tidak Langsung datang menemui ku saja hm? Kenapa malah memilih untuk menyerang Anna? Aku lah yang bersalah karena telah menyakiti Kara, aku yang bersalah karena kembali meminta Anna untuk hadir di hidupku! Ini bukan salah Anna sama sekali." Lanjut Bara lagi, ia sama sekali tak mengedipkan matanya menatap ke arah Dewa.
Tapi Dewa bersikap jauh dari Santai. Entah kemana api kemarahan yang tadi itu bergejolak di dada.