"Siapa yang mengizinkan kamu masuk?"
Kata-kata itu sukses membuat semua orang yang ada menjadi saling pandang satu sama lainnya. Entah sejak kapan Kara menjadi wanita yang menolak kehadiran Bara. Apakah sakit yang diberikan oleh Bara begitu menyakitkan hingga tak ada lagi kesempatan untuk Bara memperbaiki nya?
Ah, tentu saja seperti itu. Tak ada satupun wanita yang ingin dikhianati oleh pasangan nya sendiri. Apalagi kara sudah terlalu banyak menghabiskan hartanya untuk Bara. Ia pikir kebaikan Bara selama ini dan sifat lembutnya itu adalah cinta yang tulus tapi ternyata semuanya itu adalah sebuah kepalsuan.
Hal ini tak bisa untuk ia terima dengan lapang dada. Mungkin dulu ia adalah wanita yang bisa untuk di bodoh-bodohkan tapi sekarang tidak lagi. Ia tak ingin menjadi wanita yang menyedihkan.
"Kara." Panggil Mama nya.