"Bajingan Kamu." Satu buah tinjauan mendarat sempurna di pipi Restu ketik baru saja membuka pintu untuk orang yang sejak tadi terus mengetuk pintu itu.
"Kak Dewa." Gumam Restu, ia sama sekali tak melawan.
"Apa? Aku suruh kAmu apa? Kamu buat apa huh bajingan?" Kembali satu tujuan itu mendarat dengan sangat Sempurna sekali. Dan lagi, tak ada balasan apapun dari Restu, ia menerimanya. Ia menerima semua kemarahan Dewa ini, Bahkan jika ia mati sekalipun ia tak ragu sedikitpun dan tak akan ada penyesalan sama Sekali.
Melihat tak ada Perlawanan yang dilakukan Restu, Dewa menyunggingkan senyum nya. Ia menatap dalam-dalam wajah laki-laki yang kini sudah dipenuhi dengan memar-memar wajah nya.
Jika ia harus membunuh orang malam ini, mungkin saja orang itu adalah Restu. Ia selalu seperti orang yang kesurupan.