Chereads / Story Angel / Chapter 3 - Sebuah Keanehan

Chapter 3 - Sebuah Keanehan

Setelah menutup telpon dengan Angel tadi, Ares merasa gelisah. Bahkan ia tak bisa untuk memejamkan matanya kali ini. Bayangan wajah Angel terus menari-nari di pikiran nya.

"Shit! Wanita sialan itu kenapa sih harus ganggu waktu istirahat gue!" Rutuk Ares.

Ia menarik rambutnya dengan sangat kuat karena frustasi.

Ares menatap lampu di langit-langit kamarnya itu.

Semakin ia mencoba Untuk menepis bayangan wajah Angel, semakin Angel muncul.

Ia mengambil ponselnya yang berada di samping bantalnya tadi.

Tanpa berlama-lama lagi ia langsung saja menekan nomor Lita. Iya, wanita yang tadi yang dilihat oleh Angel saat berada di lampu merah itu adalah Lita, sekretaris sekaligus wanita Ares.

Baru saja terdengar suara deringan di seberang sana tiba-tiba terdengar suara operator. Ya, Lita meriject panggilan dari dirinya.

Ares langsung menaikkan alisnya karena merasa sedikit aneh dengan apa yang terjadi barusan ini. Tak biasa-biasa nya memang Lita bertingkah seperti ini.

Tak lama, ponsel milik Ares bergetar tanda ada pesan masuk. Dengan cepat Ares langsung membuka pesan tersebut yang berasal dari Lita.

From: Lita Kesayangan

Sorry, cuma aku lagi tidak enak badan malam ini Res,

Begitulah isi pesan yang di kirim oleh Lita pada Ares.

Dengan cepat tangan Ares langsung menari dengan indah di atas tombol keyboard untuk mengetik balasan untuk Lita. Meksipun agak sedikit aneh memang, karena tadi mereka masih saja tertawa bersama bahwa mereka sempat melakukan hubungan intim Bersama di apartemen Lita. Lalu apa ini? Mengapa Lita tiba-tiba sakit?

To: Lita Kesayangan

Sakit? Kok bisa? Apa perlu aku Kesana?

Setelah mengirim pesan tersebut Ares langsung bangkit dari posisi berbaring nya. Ia berjalan untuk menghampiri ke jendela kamarnya menunggu balasan dari Lita di seberang sana.

Khawatir? Ah, jangan di tanya lagi bagaimana khawatirnya Dirinya itu saat ini. Tapi ia tetap mencoba biasa saja. Menunggu dengan sabar balasan dari Lita.

Tapi satu jam berlalu namun tak ada tanda-tanda bahwa Lita akan membalas pesan nya.

Area memaki kecil saat melihat pesannya yang tak dibaca sama sekali dengan Lita. Entah apa yang dilakukan oleh Lita saat ini sampai tak sempat untuk membalas pesan dari Dirinya.

Suara gemuruh yang tiba-tiba itu membuat Ares terkejut, ia menatap ke arah langit melihat hujan yang baru saja reda itu kembali menjadi lebat lagi.

Ada yang aneh malam ini dan ia tak tahu apa itu. Tak ingin larut dalam pemikiran yang tak akan ada ujung nya, Ares langsung menutup jendela kamarnya dan kembali ke kasur nya. Menyelimuti tubuh Yang dingin akibat hawa hujan yang baru saja kembali deras itu.

Malam ini ia juga tak tahu kenapa ia sangat sulit untuk memejamkan matanya. Padahal ia sudah mengantuk Sekali.

Ponsel Ares bergetar tanda ada pesan masuk, dengan cepat ia langsung mengambil ponselnya untuk melihat balasan yang dikirim oleh Lita. Sebenarnya saat ini belum terlalu larut untuk saling membalas chat. Jadi wajar saja kalau ponselnya masih bergetar di jam segini.

Ares menaikkan alisnya saat membaca pesan yang baru saja masuk. Itu bukan pesan dari Lita melainkan dari Feby, sahabat baik dari Angel.

From: Feby Beby

Besok ketemuan bisa?

Ares menjadi bingung saat ini, mengapa tiba-tiba sekali Feby mengajak dirinya bertemu seperti ini? Biasanya wanita itu paling enggan jika diajak untuk pergi bersama. Akan selalu ada saja Jawaban dari Feby jika diajak pergi. Tapi kali ini kenapa malah dia sendiri yang mengajak untuk bertemu?

Siapapun itu orangnya jika mendapatkan chat seperti ini dari orang yang tak pernah memiliki waktu untuk diajak bertemu pasti akan merasa aneh juga bukan?

Tangan Ares menari dengan lincah di atas tombol keyboard mengetik balasan untuk Feby.

To: Feby Beby

Tumben sekali kamu mengajak untuk bertemu?

Begitulah Jawaban dari pesan yang dikirim oleh Ares. Ia benar-benar merasa sangat aneh sekali dengan tingkah Feby yang tak biasa itu.

Tak lama kemudian kembali ponsel Ares bergetar, sepertinya Feby benar-benar sangat menunggu balasan dari Ares sejak tadi.

Ares pun dengan cepat membuka pesan tersebut tanpa menunggu lama lagi.

From: Feby Beby

Ada banyak hal yang harus kita bahas, untuk mengetik aku sangat malas dan untuk menelepon juga akan terlalu sayang jika pulsa ku dan juga data ku habis hanya untuk menelepon mu. Jadi, mari kita Bertemu dan bicara.

Ares terkekeh sendiri membaca balasan yang diberikan oleh Feby itu. Entah kenapa ia merasa seperti sedang dihakimi saat ini oleh Feby.

Ia kembali mengetik balasan untuk Feby dengan sangat cepat. Ia Bahkan tak lagi melihat tombol keyboard saat sedang menulis pesan Tersebut.

To: Feby Baby

Baiklah jika seperti itu, maka mari kita lakukan sekarang.

Tak berselang begitu lama, kembali orang tersebut mendapatkan balasan, seperti nya memang Feby benar-benar niat untuk chat dengan Ares malam ini.

From: Feby Beby

Tidak malam ini juga bodoh! Besok saja jam sembilan pagi di cafe samping perusahaanmu. Jika di cafe ku, aku takut nanti ketahuan dengan Angel.

Setelah membaca pesan tersebut, Bara menaikkan alisnya. Ia merasa ada sedikit keanehan dari pesan yang di kirim oleh Feby barusan itu.

Biasanya apapun itu ia pasti akan di ketahui oleh Angel. Bisa dikatakan persahabatan mereka itu benar-benar persahabatan yang terbuka, tak ada rahasia apapun yang akan berakhir dengan pengkhianatan.

Tapi kali ini apa? Mengapa Feby takut jika ketahuan dengan Angel?

Terlalu banyak pertanyaan demi pertanyaan yang saat ini mampir di pikiran Ares hingga membuat laki-laki itu semakin tak bisa untuk menutup Matanya. Bahkan kantuk pun sudah pergi entah sejak kapan.

Kini Ares hanya terdiam menatapi layar ponselnya yang masih menampilkan isi percakapan dengan Feby.

Ia memilih untuk tak lagi membalas pesan tersebut, karena semakin ia membalas ia pasti akan terus di liputi dengan rasa penasaran. Jadi biar kan saja cukup sampai disini dulu obrolan Mereka.

Malam masih terlalu panjang untuk di akhiri dengan cepat jadi ia harus cukup sabar untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Feby padanya besok itu.

Ia meletakkan kembali ponselya itu ke atas nakas Yang ada disamping tempat tidur nya setelah itu matanya kembali menatap ke arah langit-langit kamar nya itu. Berbagi macam asumsi kini bermunculan di otak nya mencoba untuk memprovokasi dirinya sendiri.

Iya, seperti itu lah ia menghabiskan malam ini. Bahkan ia tak bisa tidur karena terlalu banyak pikiran yang mengusik damai nya malam ini.

Ia hanya berharap agar pagi cepat lah datang agar semua rasa penasaran ini bisa segeralah hilang.