…Flashforward…
Sovereignty State Nyctophilia… telah hancur total. Tidak hanya bertumpu pada satu Negara, melainkan seluruh dunia benar-benar hancur terkena oleh serangan yang hebat.
Namun di tengah kehancuran itu, terdapat dua sosok laki-laki dan gadis berdiri saling berhadapan di atas langit yang keseluruhannya gelap. Laki-laki yang memiliki rambut cukup panjang berwarna hitam yang menutupi matanya adalah salah satu dari seorang pahlawan yang dipanggil, Kiriya Shin. Ia mengenakan jubah gembel berwarna hitam yang sudah sobek akibat pertempuran dan syal berwarna merah melilit di lehernya. Tangan kanannya dibalut perban menggenggam sebuah pedang tipis bermata perak.
Kiriya memandang gadis di depannya dan berkata,Â
"Menyerahlah… Nene," ucap Kiriya.
Gadis satu memiliki rambut blonde cerah serta pedang di tangan kirinya adalah Alice Brightness. Ia mengenakan seragam tempur ksatria kerajaan, meletakkan tangan kanannya dengan lembut di bagian dada kirinya (Alice merasakan detak jantung), sambil berbisik.
"Kuharap kau bisa menerima kenyataan," lanjut Alice dengan tegas. "Aku yang sekarang bukanlah sosok yang kau kenal, mungkin ingatan serta perasaan ini memanglah miliknya, tetapi aku… tetaplah diriku sendiri. Menjalani kehidupan sebagai Alice Brightness!"
Kiriya diam dalam keadaan mode (Alterego) dan hanya memperlihatkan satu mata kirinya yang merah candy bersinar, dan mata kanannya tertutup rapat.
Sovereignty State Nyctophilia merupakan sebuah negara yang dikenal jaya dan besar, akan tetapi itu telah hancur. Memperlihatkan bangunan-bangunan kota menjadi puing-puing, begitu pula ladang-ladang yang ada di pinggiran kota seperti di sapu rata. Penduduk banyak meninggal, namun beberapa di antaranya masih terselamatkan menjerit dalam keputusasaan menyaksikan dua orang yang berada di atas langit. Mereka seolah-akan tidak mempercayai peristiwa ini, dan memilih untuk menyerah.
Semuanya telah hancur.
Masih berdiri diam, Alice bertanya kepada pemuda itu.
"Apa semuanya harus berakhir seperti ini… Shin?"
"Ya..." balas Kiriya, "Selama ini aku terus mencarimu, lagipula krisis dunia... telah berakhir, jadi ayo kembali."
Itu adalah hipotesis bahwa Kiriya tidak ingin hal itu menjadi kenyataan. Tapi teori itu telah dibuktikan oleh kata-kata Alice sendiri bahwa itu adalah kebenaran. Mereka telah berada di dunia lain, tidak ada cara untuk kembali ke dunia asalnya. Seharusnya Kiriya telah mengetahui semua itu, tetapi dalam keadaan mode alterego, ingatannya yang di masa lalu dan di masa sekarang seakan bercampur aduk, senang atau sedih ia tidak dapat merasakannya sedikit pun, dia kehilangan satu-satunya sosok yang paling berharga hatinya pun hancur. Dengan kata lain, mode alterego ini merupakan sebuah lambang dari penderitaan.
"Kembali, kah..."
Alice berkata kepada Shin, yang tetap diam.
"Aku tidak bisa mengungkapkan diriku dengan kata-kata sederhana, tapi di dalam diriku berkata kalau aku hanya senang. Aku senang kau melihatku, kamu marah padaku, bahwa kau menangis untukku. Pasti… dia sangat bahagia."
Kiriya tersenyum untuk sesaat namun tidak menunjukkan bahwa ia merasa senang atau tidak, jubah hitamnya berkibar ditiup angin. Tapi, kata Alice menyelipkan helaian rambut ke belakang telinganya bahwa tidak ada keraguan dalam ekspresi Alice saat dia mengatakan hal itu.Â
Selama beberapa detik saling bertukar pandangan, Kiriya melihat Alice dengan mata merahnya dan berkata.
"Kamu tetap ingin melawanku di sini?" Tanya Kiriya.
"Ya, medan perang ini akan menentukan segalanya," sebelum melanjutkan kata-katanya, Alice menggunakan kekuatan penuhnya.
Saat menggunakan kekuatan penuhnya, rambut Alice berubah warna menjadi seputih salju. Dia mengeluarkan armor dan pedangnya berubah sesuka hati, membuat transformasi seketika. Alice menodong pedang sucinya (Better Half)Â ke arah Shin, dan mengungkapkan seolah-olah ingin mengakhiri semuanya disana.
"Aku akan menghentikanmu."
"Kau pikir menghentikanku akan merubah segalanya…, dari awal?" Â
Kiriya membuka mata kanannya (Index Eye) menyala serta menilai pupil mata (×) dan mata kirinya berwarna merah candy, bersamaan mengangkat pedang miliknya, (Noblesse). Memberikan kata-kata untuk terakhir kalinya, pertempuran yang menentukan masa depan pun berlanjut. Setelah semua negara berhasil memusnahkan pasukan besar iblis. Ancaman baru akhirnya muncul. Sosok ancaman ini diprediksi tidak kalah mengerikan dan kuat dari ancaman raja iblis pada perang sebelumnya. Dan sosok ancaman besar yang baru tersebut adalah Kiriya Shin
"Sudah terlambat bagimu untuk menghentikanku."