Arini langsung memeluk Nadia dengan sangat eratnya.
"Syukur alhamdulillaah kalau aku ternyata salah paham Nad ... Nad. Huft!" gumam Arini.
"Lagian ... kamu juga aneh. Telat absen, mikirnya telah menstruasi. Nggak nyambung sama sekali," keluh Nadia sambil geleng kepala.
"Kalian ngapain malah ngobrol di sini nggak masuk-masuk?" sapa Iwan yang barusan datang dan langsung menghampiri keduanya.
"Eh ... Wan? Sudah datang juga. Ayo kita jalan ke dalam," ajak Nadia.
Di sepanjang jalan, mereka masih ngobrol. Nadia dan Arini.
Sementara Iwan berjalan di belakang kedua perempuan tersebut.
"Mas Yuda? Sudah berangkat ternyata hari ini? Sudah baikan Mas?" tanya Nadia ketika melihat Mas Yuda jalan sendirian.
"Eh ... Rin, Wan. Kenalin, Mas Yuda seniorku di sini. He ...he," ucap Nadia.
Mereka berkenalan, lalu tak lama mereka tiba di persimpangan. Nadia dan Mas Yuda jalan ke kiri, sementara Arini dan Iwan lurus ke depan.
"Nadia! Jangan lupa nanti makan siang ya!" teriak Arini.
