"Oke-oke, aku ke ruang kelas sekarang. Mas Budi, saya duluan ya," kata Nadia yang belum menyelesaikan makannya.
"Hah? Mas Budi? Kamu?" sahut Arini namun Nadia keburu menutup ponselnya.
"Buk, ini uangnya saya tinggal di sini ya. Maaf sekali saya sedang buru-buru!" teriak Nadia yang langsung bergegas meninggalkan mangkuk sotonya yang sebenarnya sayang juga kalau nggak dihabiskan.
"Mas Budi, maaf saya duluan. Assalamu'alaikum," pamit Nadia.
"Wa'alaikumsalam," sahut Mas Budi sambil tersenyum melihat kelakuan mahasiswi tersebut.
"Kasihan juga itu nanti kalau sampai kena semprot Pak Rudi," gumam Mas Budi.
Nadia berlari dengan sekencang dia bisa. Jangankan untuk memikirkan nilai ujiannya nanti. Berpikir nggak keduluan Pak Rudi saja dia sudah merasa bersyukur.
"Yes! Pak Rudi masih jalan dari ruangannya," batin Nadia saat dia sudah tiba tepat di depan pintu ruangan. Dengan napas terengah-engah dia segera mencari tempat duduk kosong yang ada di belakang Arini.
