Chereads / Unbreakable Love's / Chapter 10 - Perjanjian Kaihan Dengan Zongxuan

Chapter 10 - Perjanjian Kaihan Dengan Zongxuan

"Selamat datang, Zihan ..." sapa Pamannya dari kejauhan. Namun, Zihan tidak menjawabnya karena ia tidak suka basa-basi dalam keadaan darurat, seperti ini.

Zihan berdiri sedikit jauh dari Kaihan dan Bundanya, sedangkan Pamannya tengah berjalan menghampiri Zihan.

Dia penasaran dengan kekuatan yang Zihan miliki, apakah Zihan jauh lebih kuat dari dirinya atau masih berada di bawahnya?

"Kamu sudah tumbuh menjadi, pemuda yang tampan dan berani. Paman bangga denganmu," puji Zongxuan sambil berpura-pura bertepuk tangan.

Zihan membalasnya dengan tatapan sinis, ia benar-benar muak mendengar pujian yang dilontarkan oleh Pamannya karena pujian itu hanya bualan semata.

"Kami datang ke sini karena ingin meminta bantuan pada Paman," ucap Zihan yang masih mencoba bersikap sopan pada Pamannya.

"Jian membunuh Natasha secara sadis, lalu kalian ingin menghidupkan dia kembali ..." sahut Zongxian membuat Zihan curiga.

"Kenapa Paman tahu? Jangan-jangan Paman yang menyuruh Jian untuk membunuh mereka?" tanya Zihan sambil memberikan tatapan sinis.

"Kamu lupa? Paman memiliki kekuatan yang sangat hebat dan tidak ada satu pun orang yang dapat mengalahkan Paman," balas Zongxian dengan penuh kesombongan.

Zongxian berdiri di hadapan Zihan, lalu menatap tubuh Zihan dengan wajah mencurigakan.

"Jangan sekali-kali kamu macam-macam dengan saya karena saya akan melenyapkan nyawamu!" ancam Zongxian di telinga Zihan.

Zihan tertegun seketika, ia tahu jika ancaman Pamannya tidak mungkin main-main karena Pamannya adalah pemegang ilmu tersakti yang diincar oleh manusia serakah maupun rubah.

"Silakan duduk, kita bicarakan ini secara baik-baik." Zongxuan menunduk hormat pada Zihan, kemudian Zongxuan melangkah mendahului Zihan.

Zihan berjalan di belakang Zongxuan karena ia tidak ingin jika Pamannya yang licik itu melenyapkan orang-orang yang ia sayangi.

Sesampainya di tempat itu, Zihan langsung duduk di samping Kaihan. Namun, pandangannya tetap fokus menghadap depan dan sesekali melirik ke arah sekitar.

"Kamu dari mana saja?" tanya Kaihan pada Zihan.

"Aku tersesat tadi," balas Zihan.

Zihan menceritakan kejadian buruk yang ia alami kepada Kaihan, sedangkan Kaihan mendengarkannya dengan wajah serius..

Keduanya asik berbincang membuat Zongxuan yang melihatnya menjadi, murka karena Kaihan dan Zihan mengabaikan dirinya.

"Ikuti saya!" perintah Zongxuan.

Dengan terpaksa, Kaihan dan Zihan mengikuti langkah Zongxuan walaupun mereka merasa curiga dengan sikap Zongxuan.

Namun, langkah Kaihan terhenti tiba-tiba saat melihat arwah-arwah gentayangan sedang berkumpul di halaman belakang.

"Tempat apa ini?" tanya Kaihan dengan nada berbisik, supaya Zongxuan tidak mendengar obrolan mereka.

"Sepertinya tempat ini adalah tempat untuk melakukan ritual," balas Zihan.

Zihan dan Kaihan saling melontarkan pandangan, keduanya ragu untuk kembali melangkah karena melihat roh-roh jahat itu.

"Kenapa kalian berhenti? Cepat jalan! Waktu Natasha tidak banyak!" perintah Bunda Lin.

"Baik, Bunda ..." sahut Kaihan dan Zixuan secara bersamaan.

Mereka kembali melanjutkan langkahnya walau hati mereka penuh dengan rasa curiga. Akan tetapi, mereka tidak bisa melakukan apa pun karena ini adalah perintah Bunda Lin.

Beberapa saat kemudian.

Mereka telah tiba di halaman belakang yang penuh alat spiritual, ada patung berbentuk wajah manusia hingga tulisan yang hanya bisa dibaca oleh makhluk halus milik Zongxuan.

"Baringkan tubuh mereka di sini!" perintah Zongxuan sambil menunjuk jasad Natasha dan Zixuan.

Tanpa banyak ba-bi-bu, Kaihan membaringkan tubuh Natasha di tempat yang telah disiapkan oleh Zongxuan, kemudian Zihan ikut membaringkan Zixuan di samping tubuh Natasha.

"Biar saya lihat dahulu kondisi mereka. Apakah masih bisa hidup atau telah tiada?" ucap Zongxuan.

Zongxuan berdiri di hadapan jasad Natasha dan Zixuan untuk melihat apakah mereka masih bisa hidup kembali atau tidak?

"Bagaimana Paman? Mereka masih bisa hidup kembali, kan?" tanya Kaihan dengan raut harap.

Zongxuan terdiam sejenak, lalu membalikkan tubuhnya dan melangkah mendekati Kaihan.

"Natasha masih bisa hidup kembali, tapi dengan syarat yang cukup sulit. Apakah kamu sanggup memenuhinya?" tanya Zongxuan.

"Apa pun akan aku lakukan untuk Natasha termasuk memberikan jantung aku padanya," balas Kaihan.

"Natasha tidak membutuhkan itu, yang Natasha butuhkan adalah jiwa dari seseorang yang berwajah mirip dengannya karena jiwa Natasha telah pergi dan tidak mungkin kembali ..." sahut Zongxuan.

Setelah itu, Zongxuan berdiri di hadapan Zixuan untuk memastikan apakah Zixuan masih bisa dihidupkan kembali atau tidak?

"Kondisi Zixuan sangat parah dan dia tidak bisa dihidupkan kembali," ucap Zongxuan membuat Zihan terkejut.

"Apa? Jadi, Zixuan telah pergi untuk selamanya?" tanya Zihan seolah tidak percaya dengan ucapan Pamannya.

Zihan menghempaskan tubuhnya dan air mata membasahi pipinya, ia merasa sangat kehilangan karena Zixuan adalah adik sekaligus sahabat terbaiknya.

"Kamu tenang saja beberapa ratus tahun lagi, Zixuan akan hidup kembali sebagai manusia biasa dan dia tidak akan mengingat kamu sebagai kakak ..." ujar Zongxuan.

Zongxuan melirik Zihan sekilas, lalu menghela napas secara perlahan. Dia menyadari akan kekuatan istimewa yang menempel pada diri Zihan, tapi dia tidak mau Zihan mengetahuinya.

"Carilah jiwa yang mirip dengan Natasha agar Zixuan bisa terlahir kembali. Ketika Natasha hidup kembali, maka Zixuan pun akan terlahir kembali," ucap Zongxuan.

"Bagaimana kami mencarinya?" tanya Kaihan.

"Setiap 100 tahun sekali, orang yang berwajah serupa dengan Natasha akan lahir dan kalian harus mengambil jiwanya!" balas Zongxuan.

"Jadi, kami harus membunuh orang yang memiliki wajah serupa dengan Natasha?" tanya Zihan.

"Tentu saja," balas Zongxuan.

Zihan langsung melontarkan pandangannya pada Kaihan, lalu keduanya berpikir sejenak. Mereka tidak tega jika harus membunuh orang yang tidak bersalah demi kepentingan mereka sendiri.

"Jika kalian masih ragu, kalian boleh berpikir terlebih dahulu. Tapi ingat, waktu Natasha tidak banyak dan paling lama adalah 500 tahun dari sekarang!" ucap Zongxuan.

Zongxuan melangkah dan hendak pergi dari tempat tersebut. Namun, tiba-tiba Kaihan mencegahnya dan berdiri di hadapannya.

"Aku akan melakukan apa pun demi Natasha termasuk mengambil jiwa yang mirip dengan jiwa Natasha," ucap Kaihan sambil tertunduk hormat pada Zongxuan.

"Baiklah, tapi masih ada satu syarat lagi ..." sahut Zongxuan.

"Apa syaratnya?" tanya Kaihan.

"Ada seseorang yang harus menjadi, tumbal ..." balas Zongxuan membuat Zihan terkejut.

Zihan langsung memberikan isyarat kepada Kaihan untuk tidak setuju dengan persyaratan dari Pamannya.

Namun, Kaihan malah mengabaikan Zihan karena bagi Kaihan, Natasha jauh lebih penting dari orang yang akan menjadi korban mereka.

Kaihan akan melakukan apa pun demi Natasha termasuk membunuh orang-orang yang tidak ia kenal.

"Baiklah, ikutlah dengan saya. Saya akan memberikan surat perjanjian agar kamu tidak bisa melanggar!" perintah Zongxuan.

"Baik, Paman." Kaihan menunduk hormat, lalu melangkah mengikuti Zongxuan menuju sebuah tempat yang sangat gelap.

Sedangkan Zihan terpaksa mengikuti mereka agar Kaihan tidak terluka karena pilihannya sendiri.

Sesampainya di tempat tersebut, Kaihan langsung dihadapkan dengan setumpuk surat perjanjian agar Kaihan tidak bisa melanggarnya.

"Bacalah surat ini terlebih dahulu. Saya akan menunggu keputusanmu," ujar Zongxuan.

Kaihan hanya mengangguk, kemudian membaca setumpuk surat yang berisi perjanjian itu.

"Bagaimana, apakah kamu setuju?" tanya Zongxuan sambil menyeruput segelas minuman hangat yang telah disiapkan oleh hantu peliharaannya.

Kaihan terdiam sejenak, lalu mengembuskan napas secara perlahan. Kaihan berpikir sejenak dan setelah merasa pilihannya sudah tepat, Kaihan menjawabnya.

"Saya setuju dengan semua perjanjian ini," ucap Kaihan dengan penuh keyakinan karena ia percaya jika dirinya tidak akan melanggar semua perjanjian yang berada disurat itu.

"Baik, saya pegang surat perjanjian ini. Jangan sampai kamu melanggarnya atau saya akan memberikan hukuman kepadamu!" ancam Zongxuan.

"Paman tenang saja," ucap Kaihan.

Kaihan mencoba untuk tersenyum walaupun pikirannya terpenuhi oleh isi dari surat perjanjian. Ada banyak hal yang tidak boleh Kaihan langgar dan jika melanggarnya, Kaihan akan kehilangan Natasha untuk selamanya serta hidupnya menjadi, tidak tenang karena diganggu oleh makhluk halus milik Zongxuan.