"Baik, hitunglah dulu semua kebutuhan uang yang akan kita bayarkan!" ujar Sisi lalu duduk di depan Dion yang siap menghitung upah pegawai mereka di atas kertas.
Baru saja menulis nama pegawai pertama, tiba-tiba...
"Tante!" rengek Teo begitu memilukan.
"Ada apa, Sayang!" seru Sisi lalu bergegas masuk ke dalam kamar Teo yang sedang mengerang kesakitan. "Kenapa?" tanya Sisi lalu membalikkan tubuh Teo yang tengkurap.
"Sakit! Perutku! Aku tak tahan lagi!" teriak Teo dengan mata berair dan tangan terus memegangi perutnya.
Sisi terdiam sesaat, mengingat apa yang kiranya bisa dia lakukan saat seorang anak seusia Teo kesakitan seperti ini, "Ah, air hangat!" seru Sisi lalu berlari menuju dapur dan meminta seorang pelayan memasakkan air untuk dia masukkan ke dalam botol kaca dan mengompresnya ke perut Teo.
"Ini, Nyonya!" seru seorang pelayan yang bergegas memenuhi permintaan wanita cantik itu.
"Nyonya, apa perlu saya bantu?" tanya Dion yang masih saja sibuk dengan catatannya.