Kematian Eriko benar-benar membuat ibundanya sangat terluka, dia tak menyangka putrinya yang masih sangat muda hidupnya harus berakhir setragis ini. Matanya terus menangis seakan enggan untuk mengikhlaskan kejadian yang tak dia duga ini.
Kabar kematian Eriko ini tak lama kemudian mengundang Hide dan ibunya Rain untuk mengunjungi wanita paruh baya yang masih meratapi nasib putrinya. Hide berharap kehadirannya ini dapat memberikan sedikit penghiburan sesaat.
"Terima kasih atas kedatangan kalian, aku sangat berterima kasih atas kepedulian kalian pada kematian putriku!" tutur Ibunda Eriko yang masih nampak bersedih.
"Iya, kami juga tak menyangka dia akan pergi secepat ini. Kami berharap dia akan tenang di peristirahatan terakhirnya!"
"Tidak!" potong Ibunda Eriko lagi. "Dia belum akan tenang, pembunuhnya harus ditankap terlebih dulu baru kami akan tenang."
"Pembunuh?" tanya Hide dengan mata membola.
"Iya, putriku jelas-jelas dibunuh. Bukti dari kematiannya sangat banyak dan jelas!"