Sisi menatap wajah Will yang tiba-tiba muram setelah panggilan telepon itu, dia lalu mengelus lembut rambut putranya. "Jangan sedih, kelak kita pasti akan menemui mereka semua lagi. Percayalah!"
Will memeluk mamanya, dia sebenarnya ingin sekali menangis meluapkan semua rasa yang ada di dadanya namun dia tau dia harus tetap tegar dalam pelarian keluarganya ini.
Bocah kecil itu lalu mengangkat wajahnya ke arah wajah Sisi lalu mengecup pipi sang mama dengan lembut. "Aku sayang Mama!"
"Terima kasih, Sayang. Aku tau tak mudah jadi dirimu yang setegar ini!" tutur Sisi lalu memeluk Will sembari menahan air matanya yang hampir tumpah.
***
Hari berganti dan keluarga ini sudah mulai terbiasa dengan situasi di Bali.
Kadang saat pagi menyingsing, Sisi dan Owen sudah keluar kamar untuk berjalan-jalan menyusuri Pantai Kuta yang hamparannya selalu membuat mereka merasa sangat senang.