"Ja-jadi aku di usir?" tanya Rie berharap Pirlo merubah keputusannya.
"Iya!" teriak Pirlo tegas lalu melangkah ke kursi makan dan duduk di sana berharap amarahnya akan turun.
"Ka-kalian setuju, aku di usir?" tanya Rie membuat Sisi semakin kesal pada tingkahnya yang seolah lugu padahal wanita ini terbukti selalu memata-matai mereka.
"Apa aku harus berteriak sekali lagi?" tanya Sisi sinis.
"Tapi, aku harus kemana jika kalian mengusirku?" tanya Rie semakin menyebalkan.
"Ya Tuhan. Kau ini bodoh atau apa sih. Sudah lelet, ketahuan memata-matai kami, masih saja berlaga lugu?" kesal Diona lalu meraih tangan Rie dengan kasar. "Kau tak punya barang-barang di kastil ini, jadi baiknya kau pergi saja dari tempat ini. Kami muak!" ujar Diona lalu melempar Rie yang kemudian mendarat di atas tanah dengan keras.
Brak!
Diona membanting pintu kastil dan merekapun kini bisa bernafas lega.