60
I Semua harapan Tsuyoi Sentoki, terselesaikan di jam tujuh malam dengan Ia yang kelelahan sehabis mendengarkan begitu banyak pujian dan juga jabat tangan hingga rasanya pegal-pegal dibagian tersebut.
Meskipun beberapa ada yang menatap sinis padanya, akan tetapi... Anna baik-baik saja sebab hampir lebih dari separuhnya ingin berjabat tangan sembari memperkenalkan diri, bahkan sampai nenek-nenek tukang bersih toilet.
Malam ini Tsuyoi Sentoki bahkan berkeliaran sendiri, mencoba mengabaikan arwah, kemudian menyapa manusia.
"Mau apa teteh cantik?" tanya Ibu-Ibu yang menjaga stand minuman di kantin. Anna bahkan mendongak sembari menggoyangkan pelan rok putihnya sebab semua mata tertuju pada raga yang saat ini bergembira sekali.
"Ada coklat mint Bu?" tanyanya. Ibu tersebut mengangguk dan tersenyum manis waktu anna mengacungkan tiga jarinya untuk rasa coklat mint, dan juga dua coklat biasa. "Ah, uangnya... Bentar."
"Eh, gapapa... Ini gratis," ucap si Ibu.
"Benarkah?"
