Minato yang saat ini sudah berdiri didepan sebuah gedung rumah sakit dengan membawa sebuah keranjang buah-buahan membulatkan kedua matanya tidak percaya. Lalu menolehkan kepalanya kearah Mayu yang berada tepat disampingnya. Namun langsung merubah tatapan terkeutnya menjadi tatapan tajam saat dirinya tidak sengaja bersitatap dengan Kaito yang ternyata juga ikut bersama dengan dirinya, Mayu dan kekasih murid laki-laki itu yang bernama Chisa.
"Apa sakit yang dialami Sota-kun begitu parah? Sampai dirinya harus dirawat dirumah sakit?" Tanya Minato pada Mayu. Membuat Chisa ikut menolehkan kepalanya kearah Mayu, karena merasa khawatir dengan keadaan Sota yang kemarin masih terlihat begitu sehat saat permainan voli namun hari ini tidak masuk sekolah dan di rawat dirumah sakit.
Mayu menganggukan kepalanya pelan, membuat Minato dan Chisa membulatkan kedua mata mereka terkejut karena Mayu sama sekali tidak mengelak pertanyaan Minato.
"Sekarang ayo kita masuk kedalam, ku harap keadaan nya saat ini sudah lebih baik. Karena tadi pagi Shana-neechan menelepon ku dengan nada panik mengatakan jika So-chan sudah tidak sadarkan diri." Ucap Mayu menjawab pertanyaan Minato tadi.
Kaito yang mendengar perkataan Mayu menaikan sebelah alisnya heran. Orang yang kemarin dihadapannya terlihat begitu sangat sehat bermain voli tiba-tiba saja hari ini tidak sadarkan diri? Mungkinkah Sota mengalami kelelahan sehingga dirinya sampai tidak sadarkan diri.
Kaito menyimpan pemikirannya sendiri, sambil kedua kakinya melangkah mengikuti Mayu, Minato dan Chisa yang sudah berjalan memasuki bangunan rumah sakit.
"Apa Sota-kun habis terjatuh di suatu tempat, lalu kepalanya mengalami benturan hingga dirinya tidak sadarkan diri?" Tanya Chisa mengutarakan pemikirannya mengenai apa yang tengah terjadi kepada Sota saat ini.
Mayu sedikit meringis mendengarkan perkataan Chisa dan juga membayangkan apa yang dikatakan oleh perempuan itu benar-benar terjadi pada Sota.
"Ah, kurasa itu tidak mungkin. Karena So-chan merupakan orang yang begitu sangat berhati-hati dan memperhitungkan dengan sangat teliti apa yang akan dirinya lakukan kedepannya." Jawab Mayu mengenyahkan pemikiran Chisa. Membuat Chisa menghela nafas lega karena pemikiran liar yang melintas dikepalanya tidak benar-benar terjadi kepada Sota.
"Kurasa dirinya hanya kelelahan sehabis bermain voli kemarin. Karena fisik dan stamina setiap orang berbeda-beda." Ucap Kaito mencoba mengutarakan pendapatnya yang tadi melintas di kepalanya, membuat Mayu hampir saja tersedak salivanya sendiri karena pemikiran logis yang di miliki oleh Kaito memanglah benar.
Chisa menolehkan kepalanya kearah Kaito. "Ito-kun, bagaimana kau bisa memiliki pemikiran seperti itu?"
Kaito yang mendengar Chisa bertanya kepadanya pun menolehkan kepalanya kearah sang kekasih. "Ini hanya spekulasi diriku saja, setelah melihat proporsi tubuhnya kemarin saat sedang bermain voli dan juga sorot mata lelah yang dirinya tampakan selama permainan dimulai sampai selesai."
Minato memilih tetap diam di tempatnya mendengarkan spekulasi yang di miliki oleh Kaito dan menjabarkannya dengan pemikirannya sendiri.
Melihat Sota yang selalu tidak pernah mengkuti jam olahraga sejak tahun pertama mereka bersekolah dan juga Sota yang juga sama sekali tidak pernah memilih masuk kedalam club aktivitas sekolah yang mengeluarkan tenaga dan keringat berlebih. Ditambah lagi proporsi tubuh Sota yang baru pertama kali dirinya lihat dan begitu kecil hampir mengalahkan proporsi tubuh seorang murid perempuan. Memang memiliki kemungkinan membuat Sota mengalami kelelahan setelah melakuakn aktivitas berat yang sama sekali tidak pernah dilakukan rutin oleh temannya itu.
Ting!
Pintu lift dihadapan Minato, Mayu, Chisa dan Kaito kini terbuka. Membuat mereka berempat langsung melangkahkan kaki mereka masuk kedalam lift bergilir.
Ting!
Puntu lift kini kembali tertutup, Mayu mengulurkan sebelah tangannya untuk menekan tombol tujuh pada lift, dimana ruang rawat Sota yang berada di lantai tujuh.
"Aku juga tidak begitu di jelaskan dengan detail oleh Shana-neechan. Dirinya hanya mengatakan jika So-chan tidak sadarkan diri dan tadi pagi sudah mendapatkan penanganan medis dan juga harus mendapatkan rawat inap beberapa hari kedepan dirumah sakit ini." Ucap Mayu menjelaskan informasi yang dirinya dapatkan dari Shana.
Mendengar penjelasan yang di katakana oleh Mayu, membuat Kaito dan Minato tanpa sadar menganggukan kepala bersamaan jika dugaan mereka benar. Sato tidak sadarkan diri dan sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena temannya itu mengalami kelelahan.
Ting!
Pintu lifat kembali terbuka saat mereka sudah sampai dilantai tujuh dimana lantai yang mereka tuju.
Secara bergilir Minato, Mayu, Chisa dan Kaito keluar dari dalam lift.
Minato, Chisa dan Kaito cukup takjub melihat ruangan rawat inap yang ada dilantai tujuh ini. Terlihat sangat berbeda dengan ruang rawat inap rumah sakit yang mereka lihat saat di lantai satu tadi.
Mungkinkah ini yang di namakan dengan ruang rawat inap kelas vvip? Terlihat begitu mewah seperti ruangan didalam hotel.
"Yap, inilah nomor sepuluh dimana So-chan dirawat." Ucap Mayu yang menghentikan langkah kakinya tepat di depan ruang rawat inap yang bertulisan angka sepuluh dan juga tercantum nama keluarga Sato disana.
Mayu yang melihat ada sebuah tombol merah dengan keterangan 'bell' pun langsung mengulurkan jari telunjuknya untuk menekan tombol merah itu.
Ceklek..
Tidak lama kemudian pintu ruang rawat dihadapan Minato, Mayu, Chisa dan Kaito pun terbuka, menampakan seorang perempuan yang berbalutkan blazer formal dengan ekspresi wajah murung, mengerutkan dahi heran. Namun beberpa detik kemudian raut wajah perempuan itu langsung berubah dengan seulas senyum kecil terulas diwajahnya.
"May-chan! Kau datang rupanya." Ucap perempuan itu yang ternyata adalah Shana kakak perempuan Sato sambil mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh sahabat dari adiknya itu.
"Tentu saja aku datang neechan." Ujar Mayu sambil balas memeluk tubuh Shana.
Setelah melepaskan pelukannya Shana melirikan matanya melihat kearah Minato, Chisa dan Kaito bergantian dengan tatapan heran.
Mayu yang mendapati Shana menatap heran kepada Minato, Chisa dan Kaito pun langsung memperkenalkan mereka kepada Shana.
"Neechan, perkenalkan mereka adalah teman sekolah aku dan So-chan. Yang ini bernama Minato teman satu kelas So-chan, lalu ini Chisa-chan dan Kaito-kun, teman beda kelas aku dan So-chan." Ucap Mayu memperkenalkan satu persatu Minato, Chisa dan Kaito. Minato, Chisa dan Kaito pun menundukan kepala mereka memberikan salam kepada Shana.
Shana pun balas menundukan kepalanya dengan seulas senyum terulas diwajahnya.
"Senang bertemu dengan kalian. Dan terimakasih juga kalian sudah repot-repot datang untuk menjenguk So-chan." Ujar Shana yang merasa terharu karena untuk pertama kali ada orang lain yang datang menjenguk ketika adik nya sedang sakit selain Mayu yang memang merupakan sahabat adiknya sejak kecil dan juga sudah dirinya anggap seperti adik perempuan sendiri, meski rumah mereka berbeda blok.
"Kami sama sekali tidak merasa di repotkan Shana-san. Karena Sota-kun adalah teman kami." Ucap Chisa yang membuat Shana terkekeh pelan.
"Kau tidak perlu begitu formal kepadaku. Kalian bisa memanggil ku Neechan seperti May-chan dan So-chan yang memanggil ku neechan." Ujar Shana dengan seulas senyum kembali terulas diwajahnya menatap Minato, Chisa dan Kaito bergantian.
"Ayo, masuk-masuk. Kalian sudah jauh-jauh datang kesini. Aku akan menemani kalian mengobrol sampai So-chan bangun dari tidurnya sehabis meminum obat tadi."
Setelahnya Mayu, Minato, Chisa, Kaito dan Shana pun masuk kedalam ruang rawat inap Sota sambil menunggu adik dan teman mereka itu terbangun dari tidurnya sehabis meminum obat dari dokter.