Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rempong vs Kalem

🇮🇩Iis_Sumiati_1093
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.9k
Views
Synopsis
Betapa menyebalkan diriku bagi mereka semua, hanya sedikit saja yang bisa berteman baik dengan ku. Kebanyak dari mereka tidak menerima ku karena sifatdan sikap ku yang kadang tak karuan. Queen Rempong, itu sapaan akrba ku dari mereka semua. Aku suka dengan panggilan itu, karena memang itu menggambarkan diriku dengan benar. Mereka berfikir dengan sifat dan sikap yang seperti ini, tidak akan ada lelaki yang mau dengan ku, tapi ikutilah perjalanan hidupku sebagai Queen Rempong.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Tempat Karaoke

Claudya bersama dua temannya begitu menghayati lagu yang sedang mereka nyanyikan, Siska dan Qilla menemani Claudya datang kesalah satu tempat karaoke.

Itu memang kebiasaan mereka setiap hari sabtu dan minggu, tempat itu sudah seperti sahabatnya yang paling mengerti setiap apa yang dirasakannya.

Malam ini untuk pertama kalinya mereka datang ke salah satu tempat karaoke yang memang baru di buka, dengan harga yang terbilang murah karena memang pertama buka, mereka memanfaatkan itu untuk mencobanya.

Kalau pun memang mengecewakan, tidak akan jadi masalah karena biayanya pun tidak terlalu mahal.

Qilla menghentikan lagunya, mereka memilih untuk menikmati cemilan dan minumannya terlebih dahulu.

"Lumayanlah ini tempatnya"

"Memang benar, tidak jauh beda dengan tempat biasa kita"

Claudya mengangguk setuju dengan ucapan Qilla dan Siska, tempatnya memang nyaman sekali.

Sesuai dengan apa yang butuhkan, dan pelayanannya pun begitu baik, Claudya suka dengan semua itu.

"Bisa jadi langganan dong ya"

"Tentu saja, tempat mana pun kalau memang nyaman pasti akan kita datangi lagi"

Keduanya mengangguk, tentu saja lumayan buat pelarian ketika bosan dengan satu tempat.

"Lapar gak sih kalian ?"

"Jangan ditanya, ini udah jam berapa ?"

Claudya tersenyum dengan jawaban Siska, memang sudah lama mereka di ruangan itu.

Dan mungkin sekarang mereka sudah bosan.

"Masih lama waktunya ?"

"15 menit lagi"

"Udahlah balik aja"

"Ya udah ayo, cari makan lapar nih"

"Ya udah matiin"

Mereka lantas beres-beres dengan semuanya, apa yang dibawa Claudya begitu banyak dan membuatnya repot sendiri.

"Mau karaoke aja udah kaya mau pindahan"

"Tahu nih orang, ribet banget"

"Diam ah, berisik banget udah sana keluar duluan"

Claudya justru mengusir dua temannya itu, Claudya memang tidak suka diprotes tentang apa pun yang dilakukannya.

Barang bawaannya ada urusannya sendiri, mereka tidak perlu ikut campur apa pun tentang itu.

"Ayo Sis, lama ah"

Siska mengangguk, keduanya lantas keluar lebih dulu meninggalkan Claudya yang masih sibuk dengan barangnya.

"Makan dimana nih ?"

"Di tempat biasa ajalah, udah jelas waktu tunggunya sebentar, udah lapar banget nih"

"Iya juga sih, repot juga kalau harus cari yang lain"

"Makanya, tempatnya juga kan gak jauh dari sini, jadi mending kesana aja udah"

Keduanya terus berjalan sampai keluar, mereka lebih dulu memasuki mobil.

"Mana sih tuh cewe rempong, heran gak rubah juga itu ya, repot mulu kalau apa-apa"

"Memang, menyebalkan kalau lagi seperti ini.

Claudya baru saja keluar dari ruangan, kedua tangannya menjinjing tas, dan juga menggendong tas di punggungnya.

Claudya berjalan dengan cepat untuk menyusul dua temannya yang pasti sudah kesal menunggu dirinya.

Bruukk .... tas yang dibawa Claudya terjatuh bersamaan dengan tubuhnya, Claudya mengaduh dan melirik siapa yang ditabraknya.

"Bisa gak sih hati-hati, ah rusuh banget"

Claudya bangkit dan membawa kembali tasnya.

"Gak bisa lihat orang segede ini, masih aja di tabrak, kemana tuh fungsi mata"

Lelaki itu hanya diam menatap Claudya dan mendengarkan setiap ocehannya, berisik sekali wanita ini.

Yang nabrak juga dia, kenapa dia juga yang marah-marah.

"Kamu siapa sih, baru bisa jalan ya, nyebelin banget, diam aja lagi bukannya minta maaf, nolong juga enggak"

Claudya terdiam beberapa saat, lalu mendelik.

Sudah seperti berbicara dengan orang tuli dan gagu saja, sebenarnya sosok yang di hadapannya itu manusia atau setan.

Kenapa hanya diam seperti itu, padahal sudah jelas kalau Claudya sedang berbicara dengannya saat ini.

"Minggir dong, mau sampai kapan berdiri disitu, menghalangi jalan aja tahu gak, minggir"

Lelaki itu menyamping untuk memberikan Claudya jalan agar bisa lewat, meski begitu Claudya berjalan melewatinya dengan tetap menabraknya.

"Rasain tuh"

Ucap Claudya yang kemudian berlalu meninggalkan lelaki itu, lelaki itu hanya menggeleng dengan segala tingkah dan ucapan Claudya.

Entah siapa wanita itu tapi aneh sekali dia, mengomel sampai sepanjang itu, tanpa sadar bahwa dirinya sendiri yang salah, dan justru sibuk menyalahkan orang lain.

"Lama sekali woy"

Ucap Siska saat Claudya telah memasuki mobil, Qilla membatu menyimpan barangnya.

"Ngapain aja sih ?"

"Ada setan tahu gak, kesel banget"

"Setan apa ?"

"Setan budeg"

Siska dan Qilla saling lirik, kenapa dengan temannya itu, kenapa baru datang sudah sangat sekesal itu.

"Kenapa sih, ditagih ulang bayarannya"

"Enggak, tadi tuh aku lagi jalan kan keluar dari ruangan, eh ada yang nabrak .... jatuh, barang berantakan, tapi yang nambrak diam aja gitu dingin aja, nyebelin kan ?"

"Siapa yang nabrak ?"

"Ya mana tahulah, difikir kenalan apa"

"Kamu kali yang nabrak"

"Dia yang nabrak, gimana sih kok malah belain dia, nyebelin"

"Aduuuh udah ah, ngapain sih malah ribut, udah buruan jalan, lapar nih"

Claudya berdecak dan melajukan mobilnya, tapi baru sedikit berpindah dari tempatnya.

Claudya harus menghentikannya secara mendadak.

"Woooy wooy hati-hati aduh, kita masih mau hidup"

Ucap Qilla, Claudya menekan klaksonnya berkali-kali.

Mobil itu menghalangi jalannya, kenapa malah berhenti disana, sangat tidak tahu aturan.

"Ih kenapa sih itu mobil, minggir"

Omel Claudya dengan terus menekan klaksonnya, Siska dan Qilla kembali saling lirik.

"Iiih apa lagi sih ini"

Claudya keluar dan menghampiri mobil tersebut, menggedor kaca sebelahnya dengan tidak sabar.

Claudya menganga saat tahu pemilik mobil itu adalah lelaki yang tadi bertemu dengannya di dalam.

"Keluar gak, cepat keluar ah lama"

Bukannya keluar lelakit itu malah membuka pintu dan menarik Claudya masuk.

"Apaan sih, aw sakit"

Tak ada jawaban, tangan itu terus menarik Claudya hingga benar-benar masuk ke mobilnya.

"Kasar banget jadi cowok"

Lelaki itu hanya berdecak dan menutup kembali pintunya, menguncinya begitu saja dan melajukannya dengan membawa Claudya bersamanya.

"Heh .... ehh .... apaan ini, berhenti gak, berhenti"

Jerit Claudya, tapi tak dapat respon apa pun dari lelaki disebelahnya.

"Berhenti ih apaan sih, berhenti"

Claudya menginjak rem mobilnya, tapi lelaki itu juga tidak melepas injakan gasnya.

Mobil jadinya tak bisa melaju akibat rem yang diinjak Claudya, lelaki itu memutar stir yang dipegangnya, membuat mobilnya juga turut berputar.

"Aaaaa ...."

Jerit Claudya yang langsung menjauhkan kakinya dari rem tersebut, Claudya menunduk dengan menutup kedua telinganya.

Mobil terhenti seketika itu, Claudya melirik kembali lelaki disampingnya, dan menamparnya begitu saja.

"Kurang ajar"

Ucapnya yang kemudian membuka pintu mobil, tapi lagi-lagi lelaki itu menahannya.

"Lepas ah, lepas .... lepas, lepas kenapa sih, awas ah"

"Diam"

Ucapnya, Claudya terdiam seketika, sejak tadi lelaki itu hanya diam, dan sekalinya bersuara membuat Claudya merinding.

Benarkah lelaki ini adalah setan yang menjelma menjadi manusia, bagaimana bisa setan menyetir mobil dan menyentuhnya seperti ini, ini pasti ada kesalahan.