Sudah lama sekali aku tak kunjung mendengar kabar dari istana. Entahlah mungkin ini sudah memasuki dua minggu tak ada kabar apa pun yang kudapat. Bahkan surat yang ku kirimkan melalui Orabeoni—Han Nam-il, tempo hari pun belum juga ada balasan. Aku hanya berharap bahwa segalanya baik-baik saja di istana.
Meski aku berusaha keras bersikap biasa saja dan menjalani hari dengan sebaik mungkin, nyatanya aku tak bisa mengelak dari sergapan rasa rindu pada putraku—Yi Jae. Mengingat bagaimana ia kini sendirian tanpa ada seorang pun yang benar-benar bisa dijadikan sandaran, membuatku di hampiri rasa bersalah yang sangat besar.
Maafkan ibumu, Yi Jae-ya, bukan tanpa sebab aku memutuskan menyingkir sementara waktu dari istana. Namun, semua ini adalah langkah terbaik yang bisa kulakukan untuk mengungkap siapa sebenarnya dalang dari setiap kemalangan yang terjadi di istana. Aku sungguh berharap Yi Jae akan baik-baik saja selama aku tak berada di sana.