Ratu Heo menutup jurnal hariannya dan memandang ke arah jendela yang sudah ia buka sejak beberapa jam lalu. Wanita istana itu memang sudah bangun lebih awal dibandingkan hari-hari biasanya. Karena banyaknya pekerjaan yang harus ia kerjakan, membuat sang ratu tidak bisa beristirahat dengan nyenyak.
Pikirannya dipenuhi berbagai macam hal yang terus membuatnya tak bisa merasa tenang. Itu sebabnya, sang ratu memutuskan bangun lebih awal dan menuliskan jurnalnya untuk mengurangi pemikirannya yang terlalu padat.
"Mama, ini hamba Dayang Choi. Hamba membawakan air madu hangat untuk Anda."
Permohonan izin Dayang Choi, yang kemudian di susul dengan suara pintu yang terbuka, membuat perhatian sang ratu teralihkan. Wanita istana itu menutup jurnal hariannya dan mengamati Dayang Choi yang masuk ke dalam ruang pribadinya sembari membawa sebuah nampan kecil.