Sudah dua bulan ini Rayhan dan Nara menjalin persahabatan. Mereka terlihat semakin dekat, jika di situ ada geng Nara, di situ juga ada geng Rayhan. Seperti saat ini, mereka semua sedang berada di rumah Nara untuk mengerjakan tugas.
Rayhan duduk di samping Nara. Dia memperhatikan Nara yang sedang fokus mengerjakan tugas Matematika.
"Ini cara nya gimana ya Ray? Aku lupa masa." ucap Nara sambil menoleh ke samping. Dia terkejut saat melihat wajah Rayhan yang begitu dekat dengan wajahnya.
Rayhan tersenyum melihat wajah terkejut Nara. "Yang mana, hm? Coba aku liat." ucap Rayhan dengan suara yang terdengar begitu lembut. Mereka memang merubah kosa kata menjadi -Aku Kamu- sesuai keinginan Rayhan, katanya biar lebih akrab.
"Yang ini." ucap Nara berusaha menutupi kegugupan nya sambil menunjukan salah satu soal yang tidak ia mengerti.
Rayhan melihat soal matematika itu kemudian dia mengambil pensil Nara dan mulai mengerjakan nya. "Gini kan?" Ucapnya setelah menemukan hasil akhirnya.
"Kok bisa?" Tanya Nara heran. "Tadi aku udah hitung bolak-balik tapi tetep aja ga ketemu jawabannya." Sambungnya.
Rayhan terkekeh. "Ya bisa lah. Aku juga yakin kalo kamu bisa, tapi sekarang lagi lupa aja kan?"
Nara mengangguk polos.
"Ekheemm, nyamuk guys nyamuk!!" Celetuk Sandi.
"Iya nih, banyak banget gila!" Timpal Nanda sambil menepuk lengannya seolah benar-benar ada nyamuk.
"Be-ri-sik!" Ucap Rayhan pelan namun penuh penekanan.
"Beli makanan kuy." ajak Riki sang raja makan.
"Ini udah ada makanan kan Ki? Masa masih kurang aja?" Tanya Nara, Dia tadi sudah menyiapkan banyak makanan untuk para sahabatnya.
"Kurang lah Ra. Beli lagi yang banyak kuy!" Ajak Riki.
"Lo yang traktir ya!" Ucap Vernon pada Riki.
"Heh ya ga bisa. Kita patungan aja biar adil dan makmur. Kalo cuma gue, ya jatah uang gue bisa abis." Tolak Riki sambil membuka dompetnya.
"Iya deh patungan aja." Ucap Nara. "Emang mau beli apa?"
"Makanan berat? Yang ada nasinya gitu?" Saran Tika.
"Boleh tuh saran dari Tika." Rayhan tersenyum sambil menatap Tika. Gadis kalem itu membalas senyuman Rayhan.
"Kuy lah. Kita beli ayam geprek aja ya." Usul Sena.
"Okee dah. Anak cowok beli apa?" Tanya Nanda sambil menatap empat cowok itu bergantian.
"Kalo soal makanan kita mah samain aja. Ya ga bro?" Pertanyaan Vernon di angguki oleh yang lain.
"Gue, Riki sama Vernon beli minuman. Yang beli makan nya siapa?" Tanya Sandi.
"Gue aja sama Nanda beli makanan." Jawab Sena.
"Terus gue sama Risna beli cemilan. Gimana? Setuju?" Tanya Farah.
"Setujuu dah." jawab mereka.
"Terus gue masa ga di ajak?" Tanya Tika.
"Lo dirumah aja deh Ka. Kan lo lagi ini juga, biasanya takut kalo di ajak jalan." Jawab Sena sambil menunjukan kode jarinya membentuk huruf M, alias Mens. Tika memang sedang datang bulan sekarang, gadis itu jadi malas berjalan jika sedang kedatangan tamu bulanan.
Tika akhirnya mengangguk saja. Karena sebenarnya dia juga males berjalan.
"Terus gue?" Tanya Rayhan dan Nara bersamaan.
"Kalian diem di rumah aja." jawab Sandi sambil menaik turunkan alisnya.
"Gue ikut ya?" Ucap Nara.
"Udah sayang, diem aja di rumah ya." ucap Sena.
"Kita berangkat. Byeee!!" Ucap Riki sambil berjalan keluar rumah.
"Ck. Kalo udah kaya gini mau ngapain coba?" Tanya Nara.
"Ya udah sih duduk diem aja." jawab Rayhan sambil meluruskan salah satu lengan nya di kepala sofa.
"Ck." decak Nara lagi.
"Berdecak teruuuussss!!!" Tegur Rayhan sambil menutup mulut Nara dengan tangan nya.
"Bosen tau kalo cuma diem gini." ucap Nara setelah melepaskan tangan Rayhan dari mulutnya.
"Aku mau ke kamar mandi dulu deh." Pamit Nara. Rayhan mengangguk.
Setelah Nara pergi, Rayhan menoleh pada Tika yang sedang diam sambil memainkan ponselnya.
"Ka!" Panggil Rayhan.
"Apa?" Tika mendongak untuk melihat Rayhan.
"Diem-diem aja Lo. Ngobrol kek." Tika hanya tersenyum sekilas.
"Rumah Lo dimana sih?" Tanya Rayhan.
"Jauh gue mah." Jawab Tika.
"Ya dimana? Gue main ke rumah Lo ya!"
Tika menggelengkan kepalanya. "Ga! Apaan sih Lo. Ada-ada aja."
"Emang kenapa? Gue kan pengen deket juga sama Lo." Ucap Rayhan sambil menatap Tika.
"Deket apaan, ini kan kita udah deket, sahabatan. Ngerjain tugas bareng, jalan-jalan juga barengan." Ucap Tika.
"Ya deket aja, siapa tau bisa lebih dari sahabat kan?!" Rayhan tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
Tika mengalihkan pandangan matanya. Apa-apaan Rayhan ini, batinnya.
"Gue anterin pulang ya ntar." Rayhan kembali mengungkapkan ajakannya.
"Enggak Ray. Lo apaan sih!"
Rayhan mengangguk sekilas. "Kapan-kapan kita jalan berdua ya, biar lebih akrab juga. Kaya gue sama Nara."
Tika tidak menjawab, dia lebih memilih untuk memainkan ponselnya.
"Gue suka sama cewek kalem dan cuek kaya gini."
Lalu Rayhan berdiri dan melangkah menuju meja kecil di pojok sofa. Rayhan mengambil bingkai foto milik Nara. Itu foto mereka waktu masih TK. Rayhan membawa foto itu pada Nara yang baru saja kembali dari kamar mandi.
"Liat deh!" Ucap Rayhan sambil duduk di samping Nara. Mereka telah kembali duduk ditempat yang tadi mereka tempati.
"Jangan liat foto jaman ini!" Rengek Nara.
"Kenapa sih, hm?" Tanya Rayhan lembut.
"Itu jelek banget aku nya!" Jawab Nara sambil menutup wajahnya.
"Ra, gue ke kamar mandi bentar ya." Tika berdiri dari duduknya.
Nara menurunkan tangan dari wajahnya. "Iya Ka. Lo ga lupa tempatnya kan?" Tanya nya.
"Enggak lah. Ya kali gue lupa." Tika tertawa lalu beranjak pergi menuju kamar mandi.
Nara kembali menunduk untuk melihat foto yang masih dipegang oleh Rayhan.
"Cantik gini, jelek dimana nya coba?!" Ucap Rayhan sambil memperhatikan foto Nara kecil.
"Gembul banget ya kamu dulu. Pipinya minta di gigit banget ini mah." Rayhan masih bertahan dengan menatap foto Nara.
"Jangan gitu, aku malu." Cicit Nara kembali menutup wajahnya yang memerah.
Rayhan tertawa dan menarik tangan Nara agar tidak menutupi wajahnya terus.
Kini Nara sudah tidak menutupi wajahnya lagi.
"Kamu kok gantengan waktu masih kecil sih?" Tanya Nara.
"Waktu kecil itu imut, kalo sekarang baru ganteng." ucap Rayhan.
"Masa?"
"Iya." Jawab Rayhan lembut.
"Padahal waktu masih TK dulu kita gak pernah ngobrol bareng ya?" Ucap Nara menatap Rayhan.
Rayhan mengangguk.
"Iya. Setau aku, kamu dulu juga cengeng banget deh." Ledek Rayhan.
Nara memasang wajah cemberutnya.
"Namanya kan masih kecil." ucapnya kesal.
"Sekarang udah besar juga tetep aja cengeng." ledek Rayhan lagi.
"Ih! Enggak!" Rengek Nara.
"Dih, iya! Sekarang aku tanya siapa yang kemarin nangis waktu gak di beliin es krim." ucap Rayhan sambil tersenyum jail pada Nara.
"Aku gak nangis ih! Cuma kesel aja sama kamu, udah janji tapi gak di tepatin!" Gerutu Nara kesal.
Rayhan tertawa dan menenggelamkan kepala Nara di dada bidang nya.
"Pacaran aja terus, biar makanan nya kita sendiri yang makan!" Celetuk Sena yang baru datang dengan membawa dua kantong plastik di kedua tangan kanan dan kirinya.
"Siapa coba yang pacaran?!" Ucap Nara mengelak.
"Nih, minuman juga udah datang!!" Teriak Sandi dengan memasuki rumah Nara.
"Kita makan di ruang makan aja ya?" Ajak Nara.
"Jangan Ra, di ruang tamu aja. Lo ambil sendok aja deh mending buat makan nya." usul Riki.
"Iya. Ntar ruang makan lo berantakan lagi. Mending kita lesehan aja disini." timpal Risna.
"Yaudah, gue ke dapur dulu." ucap Nara sambil beranjak berdiri.
Ngomong-ngomong Tika juga sudah kembali dari kamar mandi ya...
Tak lama Nara kembali dengan membawa beberapa sendok dan sebotol besar air dingin serta tak lupa gelasnya.
"Wihhh, makan-makan nih!" Sorak Riki senang.
"Padahal tugas belum selesai, eh udah makan aja." ucap Farah sambil tertawa.
"Gak papa lah Fa, itung-itung kita lagi ngisi tenaga buat mikir rumus matematika." ucap Sandi.
"Halah, kaya lo mikir aja!" Cibir Tika.
"Wah, jangan salah lo Ka!" Ucap Sandi tak terima.
"Udah deh, mending sekarang kita makan aja!" Ucap Rayhan sambil mengambil sendok.
"Lo mah gaya sok cool kaya orang gak ngerasa lapar, padahal mah pengen buru-buru makan." cibir Sandi.
"Bodo amat!" Ucap Rayhan sambil menikmati seporsi ayam geprek nya.
Lalu mereka menikmati makanan masing-masing.