"Besok jadi kan Ra? Apa Lo ada janji sama Alvin?" Tanya Farah.
Mereka berenam membuat janji akan pergi ke Bandung. Sudah lama rasanya mereka tidak menghabiskan waktu bersama.
Sebenarnya ada banyak pilihan tempat wisata, namun mereka lebih memilih ke Bandung. Karena disana juga ada rumah nenek Farah, yang nantinya bisa jadikan tempat penginapan untuk mereka.
"Jadi dong." Jawab Nara.
"Si Alvin ga ngajakin jalan?" Farah kembali bertanya.
Nara menggeleng. "Abis ketemuan kemarin, dia belum ngabarin gue. Emang sih dia bilang kalo mungkin bakalan lebih sibuk lagi. Tapi masa iya sesibuk ini sih Fa?"
"Masa si? Ya gue emang ga tau si ya, sibuknya orang kuliah tuh kaya gimana? Tapi kan masa sekedar ngabarin aja ga bisa? Lo ga lagi berantem kan sama dia?" Tanya Farah.
"Engga sih, terakhir ketemu baik-baik aja kok. Tapi ga tau, dia ga ada ngabarin. Gue ga mau terlalu mikirin sih, udah biarin aja. Mungkin dia lagi bosen kali hubungan sama gue." Jawab Nara santai.
Sebenarnya bukan santai, tapi Nara berusaha menghibur diri sendiri. Tapi Nara juga tidak mau terlalu memikirkan sikap Alvin yang bisa dibilang lumayan berubah.
"Dih, apaan bosen! Bosen mah diselesaikan. Bukan malah ngilang." Kata Sena.
"Udah lah biarin aja. Jadi kita berangkat besok ya?" Kata Nara mengalihkan pembicaraan.
Jika terus-menerus membicarakan Alvin itu justru membuat dia semakin kepikiran.
"Iyalah jadi. Pokoknya besok jam delapan kita harus udah dijalan ya. Ga boleh ngaret, kita ngumpul jam enam apa jam tujuh?" Tanya Nara.
"Jam tujuh lah Ra, jangan pagi-pagi banget. Gue masih ngantuk tuh pasti." Jawab Risna.
"Yaudah, berarti kita berangkat jam tujuh aja ya." Kata Nara.
"Kok jadi berangkat jam tujuh sih, katanya kumpul jam tujuh." Protes Risna.
"Iya maksud gue itu. Kumpul jam tujuh." Kata Nara tertawa pelan.
"Kalian mau kemana sih?" Tanya Riki yang dari tadi mendengarkan obrolan mereka.
"Mau healing. Menghilangkan beban pikiran." Jawab Nanda.
"Kemana? Gue ikut dong." Riki berkata sambil menaik-turunkan alisnya.
"Apaan! Ga bisa. Ini namanya girls time." Tolak Nanda.
"Yaelah ikut dong. Mau kemana si?" Tanya Riki lagi.
"Ke Bandung Ki." Jawab Nara.
"Wah, boleh tuh. Gue ikut dong. Mau ke wisata apa?" Tanya Riki antusias.
"Sebenarnya kita cuma mau keliling aja, cuci mata. Tapi kayanya bakalan nongkrong di Dusun Bambu deh." Jawab Farah.
"Yah, gue udah pernah si kesana." Kata Riki.
"Lagian yang ngajak Lo tuh siapa? Ini kan kita mau pergi kesana karena emang belum pernah kesana." Kata Risna mengejek Riki.
"Tapi gapapa deh gue ikut."
"Lo mau jadi cowok sendiri?" Tanya Sena.
"Gue ajak Vernon, Sandi sama Rayhan ya? Ayolah. Kan makin rame makin asik." Riki berkata dengan penuh semangat.
"Ya terserah Lo aja deh." Jawab Nara pasrah.
Karena Nara tau, jika Riki sudah berkata dengan sangat semangat, akan sulit untuk berubah pikiran.
Riki langsung memberitahukan rencana untuk ke Bandung pada teman-temannya. Dan mereka langsung setuju saja.
"Besok beneran ngumpul jam tujuh ya, kalo molor kita pergi duluan." Kata Farah.
"Alah siap. Kita mah tau kali jalanan Bandung." Kata Sandi.
"Ya ya ya. Awas aja kalo bikin rusuh."
"Enggak bos. Kita bakalan jadi anak baik." Sandi berkata sambil memposisikan tangan dan berdirinya seperti sedang hormat pada bendera merah putih.
---
Yups, hari ini adalah hari Sabtu. Beberapa dari mereka sudah berkumpul dirumah Farah.
Namun, para cowok belum juga menampakkan batang hidung mereka.
"Tuh kan, kalo sama mereka mah suka lama." Keluh Tika.
"Iya, mana gue ngantuk banget lagi." Kata Sena.
"Nanti kalo mau istirahat langsung kerumah nenek dulu aja. Jalan-jalan bisa agak sorean. Bahaya kalo nyetir sambil ngantuk." Pesan mama Farah.
"Siap laksanakan Tante." Kata Nanda.
Tak lama, sebuah mobil berwarna hitam datang dan benar saja mobil itu berisikan empat cowok yang tiba-tiba ingin ikut jalan-jalan bersama mereka.
"Lama banget." Kata Risna.
"Ya gimana, macet broo."
Setelah berpamitan pada mama Farah, mereka segera berangkat dengan menggunakan dua mobil. Mobil Sena berisikan anak cewek dan mobil Riki berisikan anak cowok.
Didalam mobil anak cewek terdengar banyak cerita-cerita. Mulai dari mengeluh ngantuk sampai ada yang sudah tidur.
Nara yang sekarang sedang mendapat giliran menyetir, harus menahan kantuk dengan Farah yang berada di sampingnya.
"Si Alvin tetep ga hubungin Lo Ra?" Tanya Farah.
"Tadi malem sempat telfon si sebentar. Dia cuma bilang katanya sibuk. Dan abis itu udah deh dimatiin, sebenarnya gue mau bilang kalo mau jalan-jalan ke Bandung, tapi udah ga keburu. Soalnya dia buru-buru matiin katanya udah dipanggil sama mamanya." Jawab Nara menjelaskan.
"Jadi dia gatau kalo Lo ke Bandung?" Tanya Farah.
"Engga, gue udah sempat mau telfon dia sih, tapi nomornya ga aktif jadi biarin aja deh, gue juga udah kirim pesan ke dia." Jawab Nara.
"Ya udah biarin aja. Nanti kalo kangen juga pasti nyariin Lo." Kata Farah. Nara hanya mengangguk.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam, karena memang tadi ada sedikit kemacetan, akhirnya mereka sampai di Dusun Bambu.
Niat awal ingin mampir kerumah nenek Farah terlebih dahulu, tapi mereka banyak yang tidak mau, karena menurut mereka lebih baik jalan-jalan dulu, jadi nanti bisa sekalian membeli makanan untuk nenek Farah.
"Ih akhirnya kesampaian kesini juga. Gila udaranyaa.." kata Nara senang.
"Gue mah udah sering kesini Ra." Kata Riki.
"Ya kan itu Lo, bukan gue." Jawab Nara sambil membuka ponselnya untuk mengabadikan suasana disana.
Mereka mulai berpisah, ada yang foto-foto, ada yang sedang pesan camilan dan ada yang hanya duduk-duduk saja menikmati suasana di Dusun Bambu.
Rayhan mendekati Nara yang sedang duduk sendirian sambil memainkan ponselnya.
"Ra," panggil Rayhan. Nara mendongak dan melihat Rayhan.
"Kenapa?"
"Gue mau minta maaf soal kemarin, gue suka maksa Lo, harusnya gue ga kaya gitu." Kata Rayhan.
"Oh, gapapa kok."
"Gue serius Ra. Gue mau temenan sama Lo, sama kaya Lo temenan sama Riki dan yang lainnya." Kata Rayhan lagi.
"Lo lagi ada rencana sesuatu ya?" Tuduh Nara.
"Apa sih Ra? Ga ada, gue beneran minta maaf. Gue ga akan gangguin hubungan Lo sama Alvin. Gue beneran minta maaf Ra."
"Lo serius ga akan ganggu hubungan gue sama Alvin kan?" Tanya Nara memastikan.
"Iya, gue sadar. Kalo Lo sekarang udah jadi milik Alvin, gue beneran ga akan gangguin hubungan Lo lagi. Gue cuma mau temenan sama Lo." Jelas Rayhan.
Nara menatap lekat Rayhan, dia takut jika Rayhan hanya pura-pura.
'"Yaudah gue maafin." Kata Nara.
"Jadi sekarang kita temenan?" Tanya Rayhan.
Nara mengangguk dan tersenyum. Rayhan ikut tersenyum, dia senang.
Lalu mereka berdua banyak mengobrol, bahkan sampai tidak sadar jika mereka diperhatikan oleh teman-temannya.
"Di rambut Lo ada kotoran Ra, bentar gue ambilin." Kata Rayhan sambil mengambil kotoran di rambut Nara.
"Makasih." Kata Nara. Rayhan mengangguk.
Teman-teman mereka tersenyum melihat Nara dan Rayhan, yang terlihat sudah baikan. Karena biasanya mereka akan terlihat sangat jauh dan seperti musuh.
Mereka menghabiskan waktu di Dusun Bambu cukup lama, setelah puas berfoto-foto mereka juga memesan makanan. Bahkan Nara dan Rayhan duduk berdampingan.
Tidak hanya di Dusun Bambu saja, mereka juga pergi ke tempat wisata lainnya di Bandung.
Didalam hati Nara, dia senang karena mereka semua berteman dengan rukun. Apalagi antara dirinya dan Rayhan sekarang sudah lebih baik lagi dibanding sebelumnya.