Azan subuh berkumandang dari arah mushalla darussalam, yang berdiri kokoh tepat didepan kontrakan bedeng banteng, menggema menyelusup tiap rongga gendang telinga manusia menghentak kuat para penghuni kontakan yang masih terlelap pulas,
tubuh itu menggeliat dibalik selimut, baru saja bantal hendak di rengkuh nya tiba-tiba sebuah tangan telah menarik selimut bulu lembut itu merosot kebawah, lalu si pemilik tangan mendekat ke arah samping kanan dan tepat ditelinga dia berteriak sedikit keras
'Ash-shalaatu khairum minan-nauum..... '
Seketika tubuh menggeliat tadi terlonjak bangun, matanya mengerjap diiringi sedikit pusing, dunia seketika berputar pada porosnya
'Bangun Aii, solat subuh, bangun dan solatlah sebelum aku akan menyolatkan dirimu yang tidur macam kebo itu....' sungut yuricha kepada teman se kontrakan nya yang masih meringkuk itu,
sebenarnya icha tau kalau temannya menangis semalaman, tapi dia bisa apa bingung mau menasehati, sudah berbuih-buih kata mutiara terlontar dari bibirnya namun tidak satu pun yang diterima semua pasti ada jawaban, duh lelaki ini lah cinta yang terlampau lebih, dari seorang wanita hingga kau bisa menjadikan nya budak mu, tak dapat lepas,tak dapat lari.
"semoga kalian berpisah dan sohib ku bisa move on kilat darimu Franz..." doa icha dalam hati
Aila beranjak bangun mengangkat tubuhnya dengan berat, menuju kamar mandi tak lupa disambar nya handuk yang tergantung di samping kasur. Kamar kontrakan itu tidak luas hanya berbentuk persegi empat, jendela terletak dinding kiri jika melongok keluar terdapat tedmon warna orange di sebelah jendela ada kaca dan rak gantung tempat make-up, terdapat ranjang kayu yang sudah mulai berderit saat ditiduri, lemari plastik 6 laci disebelah kanan ranjang tempat menaruh pakaian.
Kaki kiri Aila melangkah masuk tak lama Suara gemericik air mengguyur tubuh polos Aila, perlahan ditatap nya tubuh itu sebuah Ayat muncul di ingatannya
" Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri" (Al-baqarah : 222)
hatinya perih, dia ingat bahwa ia tak suci lagi, diguyur nya membabi buta tubuh itu,
"bukan kah Allah Maha penerima taubat? ' batin nya, pasti Allah akan mengampuni ku,
ia menghela nafas antara lega dan berat
aila keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa segar, lalu diambilnya air wudhu,
'BissmillahirahmanirRahim, Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta'ala"
Dengan kedua tangannya wajah itu disapu air, berkumur, memasukkan nya ke rongga hidung, menjelajah hingga ke siku, mengusap bagian kepala dan rambut, dan berakhir pada kedua kakinya
Setelah selesai wudhu tak lupa ia membaca do'a,
' Asyhadu an lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū, wa asyhadu anna Muhammadan abduhū wa rasūluhū. Allāhummaj'alnī minat tawwābīna, waj'alnī minal mutathahhirīna. Subhānakallāhumma wa bi hamdika asyhadu an lā ilāha illā anta, astaghfiruka, wa atūbu ilayka... '
artinya:
"Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Dua rakaat itu berlangsung khidmat, penuh khusuk mengalir bagai air mengalir, bertiup mengikuti angin
subuh yang indah saat malaikat menatap, mendengar lalu mencatat...
sebaris do'a penuh harap disampaikan nya pada sang Pemberi hidup
'Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa.
Artinya:
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil."
Hanya itu yang mampu pintanya, lain dari itu Aila belum terfikir kan, apa lagi untuk mendoakan kekasihnya, hati itu teramat kelu.
Pagi menjelang, sisa - sisa embun masih menempel di dedaunan, enggan menghilang seolah tengah menanti Matahari mengusir nya dari sang daun, Ayam jantan mulai berkokok menyambut pagi dan si King kucing kesayangan Aila pun mulai mengeong, menanti tuan mengisi piring makan nya.
Leptop Yurica pun mulai berceloteh, isinya adalah tausiah pagi, seperti biasa mamah dan aa diputarnya, Aila pun ikut menikmati mendengar kan ceramah sembari tangan nya sibuk mengolah masakan didapur
"ada dua nikmat, yang membuat banyak umat manusia terkecoh : sehat dan waktu luang. Bahkan kesehatan itu setara dengan sepertiga dunia ini, sebagai mana yang dapat dipahami dari sabda Rasululloh Shallahu Alaihi WA Sallam : Barangsiapa merasa aman didalam hatinya, sehat badannya, dan memiliki makanan cukup untuk sehari-hari nya, maka seakan-akan dunia tunduk padanya. Artinya barangsiapa yang oleh Allah dihimpun kan baginya kesehatan badan dan kenyamanan hatinya serta kecukupan hidupnya, berarti Allah telah menghimpunkan untuk nya seluruh kenikmatan yang dimiliki dunia ini, Seakan-akan dia telah diberi dunia ini secara keseluruhan....
'Seandainya kehidupan semudah yang dikatakan penceramah, seandainya harta duniawi pun sama seperti kesehatan dijamin tak akan ada orang yang berlelah-lelah bekerja untuk mendapatkan uang....' bisik Aila dalam hati sembari meringis
'Mintalah kesehatan kepada Allah. sebab, tidak seorang pun diberi setelah keyakinan yang lebih baik dari kesehatan... ' tausiah itu masih berlanjut, dan Aila mengomentari
'Sehat itu mahal sodara-sodara.... , kalau sakit maka anda harus kaya kalau tidak kaya jangan sakit'
Yuricha tergelak mendengar nya, mungkin dia juga sudah bosan ditandai dengan Ceramah yang tiba-tiba menghilang, tak lama icha melenggang datang kedapur muncul dengan cengirnya
'masak apa Aii,? tanya nya sambil melongok melihat isi kuali (wajan untuk menggoreng)
Aila diam saja, karena Icha sudah membuka penutup nya, Ada kepiting ranjungan terkapar disana,
"Cha,"
"Hmmm apa?
" inget legenda Jaka Tarub gak? '
"Alahhhhh preketek lah....'
" hahahahahaha " mereka tergelak bersama ke akraban yang mungkin tidak akan terulang kembali setelah mereka menyandang gelar sarjana karena setelah SPd dimiliki maka mereka harus goes pulang kampung dengan SPd nya mengabdi pada desa tercinta atau malah mengabdi pada orang tua agar orang tua bisa dipandang masyarakat sebagai orang yang berhasil mendidik putri nya, Tittle adalah kebanggaan....
Yuricha kembali melenggang ke ruang favoritnya, ruang tamu karena disana ada banyak hal yang bisa dilakukan, berbenah dan menyapu
tak lama kemudian masakan sudah matang, Aila memanggil icha dan mereka pun khidmat sarapan bersama, mereka sudah terbiasa sarapan langsung berat,kalau tidak nasi maka belum sarapan. nasi dan lauk pauk tertata rapi didalam piring, mereka duduk mengapar lesehan di lantai ruang tengah yang juga merupakan tempat mereka tidur, dapur cukup sempit untuk mereka pakai jadi tempat makan. Kepiting ranjungan itu memerah disiram saus tomat dan irisan bawang bombai buatan sendiri, asam manis pedas nya menyatu di lidah, ditambah sayur terong yang hanya direbus dengan sedikit garam, sangat cocok dicocol dalam saus.
tengah asyik mereka menikmati sarapan, terdengar suara ponsel Aila berdering dan tak seperti biasa Aila mengacuhkan dering ponselnya, Icha takjub. satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali barulah ponsel berhenti berdering.
"Tumben kau tak macam orang kesurupan saat HP mu bunyi" icha memecah keheningan sembari di liriknya si pemilik ponsel
"Aku sedang makan, mau tunggu tak mau ya sudah, lagian itu cuma BBM bukan hal yang harus disegerakan" sahut aila acuh
"bukan orang tua mu kan itu? " Icha sedikit cemas dibuatnya
"orang tua ku mana ngerti bbman yengg' aila tergelak
" iya kali orang tua mu, atau saudari mu, ayuk mu, kakak mu... " usut icha ditengah kelegaan nya
"keluarga ku kalau penting langsung telpon say, mana sempet mau chat-chatan, alayyy" sahut aila menegaskan
yuricha akhirnya bernafas lega, dia takut Aila yang tengah patah hati akan mengamuk pada semua orang dilain pihak dia pun lega karena dilihat nya icha sudah mulai punya emosi lagi, sudah berani menunjukkan amarah nya, semoga engkau pulih temanku. icha seperti melihat hal yang tak lazim pada Sahabat nya itu, seperti hal yang berbau mistik sedang terjadi tapi dia tak mau menduga-duga terlalu jauh, cukuplah menjadi penonton sambil sesekali meminta bantuan keluarga nya bagaimana cara mengembalikan Aila seperti semula dengan cara yang sama Halusnya dengan apa yang sudah diperbuat Franz kepada Aila terlepas dari apapun yang telah mereka perbuat. Setelah selesai sarapan dan membereskan sisa makan, icha lah yang bertugas mencuci piring
mereka memang seperti itu, icha tak bisa memasak tp Aila jago nya masak meskipun tak pernah dipuji kekasih hati nya...
Aila meraih ponsel nya yang tergeletak diatas kasur, dibukanya Aplikasi BBM di ponsel android nya ada 4 pesan didalamnya :
pesan pertama
pengirim : Abib :*
isi pesan : pagi nduk, sudah bangun?
pesan ke dua
pengirim : Abib :*
isi pesan : masih tedok apo?
pesan ke tiga
pengirim : Abib :*
isi pesan : Abib nganter mbah kepasar yo,
pesan ke empat
pengirim : Abib :*
isi pesan : nduk, kok belum dibuka BBM abib? marah yo? dak mungkin belum bangun. Abib minta maaf yo semalem dak ngabarin kalau sudah sampe dirumah, abib basah kuyup, HP ngedrop pulok. jangan marah yoo...
Aila mendengus kesal,
"Kau mati pun aku tak perduli...!! "
dihempaskan nya ponsel dikasur, dibiarkan nya begitu saja tanpa membalas pesan dari sang kekasih
Aila menghampiri yuricha yang tengah asyik bermain game di PC nya, game standar penghilang stres 'Onet' game yang menyamakan gambar, melihatnya Aila jadi tertarik ikut bermain game pula di PC nya, kadang yuricha meminjam leptop nya untuk memainkan game fending frezy
Tengah asyik mereka bermain bertanding siapa yang paling banyak level tiba - tiba deru sepeda motor memasuki teras kontrakan, yamaha hitam itu dengan ponggah terparkir sang joki turun dan melepas helm, wajah yang tak asing di mata Aila dan yuricha membuat icha segera membereskan PC nya dan masuk ke kamar. Aila meneguk salifa ada rasa muak di hati nya saat melihat siapa yang datang, malas dan jijik jadi satu namun mau bagaimana dia belum menemukan cara yang tepat untuk membuangnya meletakkan dimasa lalu.....