Chereads / Lembar Cahaya / Chapter 1 - Lembar I

Lembar Cahaya

šŸ‡®šŸ‡©Huuriyah_lailaa91
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Lembar I

'bayi montok itu tidur dengan pulas, ku pandangi dan ku belai penuh kasih sayang buah cinta ku bersama pria yang telah menyelamatkan hidupku...

angan melambung kemasa silam, saat luka itu menganga lebar disayat ejekan mata seluruh keluarga si bangsat durjana. . .

***

Namaku Aila sudah hampir 1 bulan aku sedih karena terlambat daftar ujian skripsi, entah kenapa aku selalu gagal dipertengahan tujuan ku, seperti tib-tiba hilang semangat

aku mengurung diri. bahkan tega berbohong pada orang tuaku bahwa aku sudah selesai ujian dan tinggal yudisium, Pramuka dan wisuda. sial nya aku ketahuan oleh saudariku yang nomor 2 kebetulan Sarjana dan beliau marah besar. akhirnya aku mengancam 'jika sampai ibu tahu aku akan bunuh diri' ayukku sebut saja emily tambah berang untung saja dia tidak mengadu tapi malangnya malah menyuruhku pulang kampung, tentu saja aku tidak mau karena sudah pasti orang - orang di desa akan bertanya macam - macam. yach keluargaku sangat mendengarkan bisik - bisik tak penting diluar sana. kadang aku berfikir, kenapa keluargaku begitu mementingkan kata orang bukankah kami makan, bekerja, lahir juga bukan karena kata orang... entahlah. Ayukku terus membujuk dengan nada Tinggi (do re mi fa sol la si dooo) aku bersi keras bahkan berkata akan mencari kerja, bukannya menyerah beliau malah menuduh dengan nista keji masih ku ingat tuduhan itu 'Apa pekerjaan yg kamu bisa? jadi PELACUR?' La ilahaillallah , sudah pasti aku menangis...

disini semua ku mulai dengan hati diselimuti Galau

Tanggal 7 Maret, 20

Aku ditemani pacarku 'Pras' dialah sosok jahanam penghancur dan paling ku benci kelak, meskipun disaat ini dia sangat baik, membantuku membeli perlengkapan mencari kerja mulai dariĀ  amplop, fotocopy, cuci foto dan semuanya. aku berfikir dia bisa ku andalkan karena dia tau kesedihanku dan ternyata ada hambatan disini, hari itu juga aku bermaksud membeli koran tapi pras seperti menghalangiku dengan berkata 'Besok saja' dia mengulur waktuku. 'oke besok' karena ku fikir dia mau menemaniku. ternyata aku salah, dia tidak mau. seperti langsung kesal ingin marah nampak banyak perubahan di dirinya, dan ahh banyak lagi aku cukup tahu perasaannya, tapi apakah tepat jika saat ini mengikuti perasaan?

Tanggal 8 April,

Aku sms pras bertanya apakah dia akan kePlaju rasanya ingin menangisĀ  membacaĀ  jawabannya diponselku. dia ada dipihak siapa sebenarnya? expresinya sangat mengesalkan akhirnya aku menguatkan hati 'aku bisa sendirian' . hari ini aku hanya memegang uang Rp10.000,- bahkan aku belum makan dari pagi. tepat pukul 12.00 Wib aku berjalan penuh semangat mencari koran. tepat di loper, aku disuguhi 2 koran 'SRIPO & SUMEKS' total Rp5000,- . aku teringat sesuatu ada LOKER (lowongan kerja) di salon spa Muslimah Ummi dekat dengan tempatku indekos aku berfikir akan menghemat ongkos karena cukup berjalan kaki. hari itu juga aku menyerahkan CV (prass yg merangkai kata" surat pengantar kerja dia masih cukup baik) ke salon spa muslimah Ummi masih ku ingat saat langkah ku mendobrak pintu salon dengan semangat menggebu

"Assalamualaikum" sapaku

"Waalaikumsalam" sahutan dari dalam

aku terperangah, semuanya menggunakan jilbab dan tentu seperti ku, berseri - seri hati ini :)

"Maaf mbak, apa lowongan kerjanya masih ada ya...?" tanyaku sopan

"masih ada mbak" jawab mbak jilbab hitam

"saya mau ngelamar mbak" kuserahkan CV ku

"oh, iya mbak titip aja. nanti dihubungi" ujar mbak jilbab hitam itu ramah

"iya mbak, terima kasih ya mbak..." ku tebarkan senyumku

"iya sama - sama" senyum pun mengembang disana

aku membalikkan tubuhku dan melangkah kan kaki keluar, tapi tidak lupa salam sebelum menutup pintu kembali....

tanggal 9 April,

pemilu 2014 aku golput

tak ada alasan untuk memilih , hari ini cuaca lumayan tidak mendukung, aku masih diliputi kegelisahan koran yang ku beli kemarin hanya menjadi sampah tidak ada 1 pun yg di iyakan

Prass entah sampai kapan ia akan meyetujui, jika aku mulai memaksa dia akan menjawab terserah. aku bertanya tentang pegawai toko 16 dia langsung menghela nafas kesal. bahkan sekarang pun Salon spa muslimah Ummi tidak memberi panggilan mungkin karena namanya sama dgn nama Mantan pacarnya Prass aku langsung ditolak hehe :P

tanggal 10 April,

Keputus asaan mulai berjangkit dikepalaku, yang kulakukan hanya mengurusi Facebook, membuat status Galau Galau Galau dan Galau seakan akan tidak ada yg memperhatikan iya memang betul tapi lebih tepatnya perhatian itu berkurang dan menjadi kasihan. prass jarang mengabari tidak seperti jika aku punya pulsa, dia mulai sering BBM'an dengan mantannya SMS'an juga. aku mulai uring - uringan sendiri, aku menjerit sendiri semua kesakitan hati ku lalui sendiri. kusembunyikan dari prass. sedihku hadir saat prass tidak disampingku. aku merenung, aku menangis aku bersedih aku kacau....

inilah Lembah hitam bagi para pecinta yang teramat dalam mencintai pasangannya bahkan lebih tepat disebutĀ  Tergila - gila. aku belum mencari koran, aku masih tenggelam dalam kesedihan sampai prass datang setelah pulang kuliah. aku mulai pintar menyembunyikan perasaan....

Tanggal 11 April,

hari ini aku kembali mencari koran, setelah Pras berangkat kuliah tentunya sekitar pukul 15.00 WibĀ  biasalah dia selalu datang sebelum berangkat kuliah dan setelah pulang kuliah.

aku mencari koran disekitar jalan talang banten disamping kampus Universitas Muhammadiyah dengan mengandalkan Motor pinjaman milik Arie tetangga sebelah kos ku danĀ  hanya 1 koran yg ku dapat koran SRIPO lumayan Rp2000,- setelah koran ku dapatkan aku berencana singgah sebentar ke UPT PERPUSTAKAAN FKIP.Ā  masih dengan meminjam skuter matic tetangga aku melesat ke gedung H universitas PGRI Palembang yang kebanyakan mahasiswanya adalah perantau dengan tertatih aku meniti anak tangga menuju lantai 3 gedung H sesampainya didepan pintu UPT PERPUSTAKAAN FKIP... ku dorong perlahan pintu didepan hidungku dan nampaklah dua perempuan tengah duduk dengan rutinitas masing - masing salah satu dari mereka kusapa

" Permisi bu... " sapaku

hening

" Bu...." ulangku

masih hening

"Ibu.... Permisi" lebih keras

yang ku sapa mendongakkan kepala dan menatapku santai,Ā 

"Hmmm..." sahutnya perlahan,

ingin rasanya kurobohkan almari yang berada tepat dibelakang perempuan itu lalu, belum selesai aku membayangkan....

"Mau apa ya...?" dia menatapku santai

-_-

"Bebas Pustaka bu' sekalian mau tanya judul buku yang akan disumbangkan..?" ujarku

"Oh, hmmm begini ya. berhubung buku disini sudah banyak jadi bayar saja seperti teman - temanmu, gak mahal Rp80.000,- " lalu seperti mencari - cari semacam kertas, ditengah kesibukannya mencari kertas aku sibuk mengamati ruangan didalam hati aku memprotes keadaan ruangan itu 'sempit' menurutku seperti alakadarnya, yang penting ada lalu, lagi - lagi lamunanku dipotong

"Ini buku yang mau dibeli, tapi harganya Rp 600.000,- kalau tidak salah. tapi sepertinya Rp 1.200.000,- dan bla bla bla bla" perempuan itu menjelaskan panjang lebar. dan aku hanya mengangguk hehe pura - pura dalam perahu....

.

.

ahhh akhirnya aku bisa melarikan diri dari UPT sempit itu, ku kirim pesan kepada pacarku. aku tahu Pras Microteaching hari ini dan masih menjadi siswa,

Kepada :

Abib :*

Ami ke UPT PERPUSTAKAAN FKIPĀ 

tak lama kemudian

'Zrettt Zretttt Zrett' ponselku bergetar

Abib :*

11:04:2014 16:32

Siap Bos :*

Heiii dia sudah selesaikah Microteachingnya? aku berfikir, pasti dia akan kekontrakanku, lalu ku kirim pesan lagi

kepada :

Abib :*

Ami lah di UPT.

tidak ada balasan, aku mengirim pesan lagi

Kepada :

Abib :*

Abib dimano?

ada 2 kali aku mengirim pesan yang sama, yang terakhir aku lupa mengatakan apa yang pasti aku angkat kaki dan melesatĀ  pulang.Ā 

tepat pukul 17:53 Wib ada pesan masuk ponselku, sepertinya bisa dipastikan itu pesan dari Prass. dan benar, pesannya menunjukkan dia Marah, hahh padahal dulu dia pribadi yg lembut saat aku baru masuk kedalam hatinya, tapi itu dulu sekarang dia pemarah dan mudah kesal :)

Pras sampai dikontrakan ku dengan wajah masam, begitu sampai dia langsung tidur tidak memperdulikan keberadaan ku lagi dan seperti biasa aku membuka ponselnya, pesan dari Umi, BBM dengan umi. hatiku sakit sakit sekali, ku tinggalkan dia tidur dengan alasan mencari cemilan diluar. sebenarnya aku ingin perotes tapi aku tahu protesku tidak berguna semua orang akan memperlakukan hal yang sama jika aku protes, aku hanya mampu diam dan tertunduk lesu, galau galau galau galau... aku kembali ke kost setelah apa yg ku cari dapat. 1 bungkus Model, 3 Risol, 3 Pempek lenjer. aku lupa minta cuko :( aku tak mau kembali lagi....

aku sudah didepan kontrakan lagi, kulihat dia masih terlentang, kadang aku berfikir apakah kontrakanku ini Hotel? hanya tidur dan mengacuhkan keberadaanku? sudahlah, tak guna aku protes.

perlahan aku membangunkannya...

"Abib, bangun..." ujarku

Prass hanya diam

"Abib, bangun cang makan" ujarku lagi

masih tak bergeming

"A..biib..." dengan sedikit manja ku sentak tubuhnya, berhasil dia mengerjabkan matanya dan beringsut duduk. aku tersenyum, senyum palsu, senyum luka, luka yg hanya aku merasakan.

malam terus merangkak, tepat pukul 20:30 prass Pamit pulang...

jam bergerak semakin cepat, tak terasa pukul 01:00 dini hari mataku belum terpejam, aku masih berkutat dengan Facebook merangkai status galau galau dan galau, ku fikir tak ada yg memperhatikan tapi ternyata aku salah, ada beberapa yang menasehatiku :). pukul 02:20 mataku mulai berat, ku tutup leptop dan mulai merangkai do'a. tidur dalam balutan kasur usang peninggalan kak Levie dan Kak yusak :) entah dimana mereka sekarang, semoga sehat dan dilimpahi berkah

Amin....

"Dimana ini...?" ujarku linglung

aku berjalan seorang diri ditempat yang tak ku kenal, sepertinya aku tersesat. ku coba mencari jalan keluar nun disana kulihat ada 4 orang sedang berkumpul,

"ah, ku tanya mereka saja" langkahku girang

tapi, ketika sudah berdekatan aku merasa ada yang aneh sepertinya orang - orang itu juga sedang kebingungan apakah mereka juga sama tersesat sepertiku? perlahan aku semakin mendekat, aku tidak berani bertanya karena kulihat mereka panik mungkin sama dengan kepanikan yang kurasakan saat ini, mereka berusaha mencari jalan pulang tapi tiba - tiba ada suara seorang laki - laki penuh wibawa, aku seperti pernah mendengar suara itu difilm era kemerdekaan. lalu aku mencoba melongokkan kepalaku mencari sumber suara itu, belum lagi sepenuhnya kepalaku terjulur pemilik suara itu sudah berdiri tepat didepanku, dia menatapku sangat lembut dan bijak aku terbungkam, aku menggigil penuh hormat.

"Kalian jangan panik, jangan berlari, jangan berusaha dengan sia -Ā  sia, mari ku tunjukkan jalan" ujarnya lantang

aku hanya mampu bungkam, terpesona menatapnya, satu persatu beliau menudingkan tongkat untuk menunjukkan jalan kepada ke 4 orang tersebut dan tibalah giliranku, beliau menatapku dan menghela nafas berat

"Kau ikuti Jalanku, Selesaikan berkas - berkasmu" ujarnya lalu aku pun menjawab

"iya, tapi jalan yang mana? aku tak memiliki jalan" suaraku tercekat

"Jalan didepanmu, ikuti jalan kanan dan temuilah seseorang tapi kau harus mengorbankan Daramu, juga ada darah dari ke4 orang ini menyertaimu, setelah itu teruslah berjalan dan jika bertemu persimpangan kanan dan kiri, ambillah jalan kiri terus lah berjalan dan jangan hiraukan apapun, terus saja jangan mendengar apapun, kau akan bertemu dengan tujuanmu, akan mendapatkan tujuanmu"

aku terpaku mendengarkan arahan beliau...

"plakk bahuku ditepuk oleh beliau, segeralah..."

tatapan bijaknya mengiringi langkahku

aku menoleh, beliau masih terus menatapku, lagi aku menoleh, beliau terus menatapku...

aku berjalan, dan ada semacam cahaya menyilaukan kukerjap - kerjapkan mataku dan terjaga, aku bermimpi...

Beliau Ir Soekarno

masih gelap diluar, jam sepertinya berjalan lambat masih dengan angka 02:35 dini hari, kutarik selimut dan mencoba merangkai mimpi lagi...