Jane terdiam menatap Oskar yang terbaring lemah di atas ranjang, tepatnya di ruang ICU karena keadaannya sangat kritis. Putranya itu berbaring dengan posisi miring ke kanan dengan bagian pinggangnya yang diberi bantal supaya sebagai penyangga karena punggungnya terdapat beberapa luka tembakan.
"Kenapa kamu menangis? Bukankah ini yang kamu inginkan?" tanya Oskar lirih, nafasnya terasa sesak bahkan dia memakai selang oksigen dan ada juga perban pada tangannya yang tertembak.
"Mama tidak pernah ingin kamu seperti ini, Nak, tidak pernah," sahut Jane dengan sendu.
"Tapi kamu melakukan ini padaku ... Kamu lebih menyayangi Casey daripada aku."
"Nak, tidak ada ibu di dunia ini yang ingin melihat anaknya menderita. Mama juga sangat menderita melihat kamu seperti ini, mama tidak pernah ingin kamu berada dalam situasi seperti ini," ucap Jane dengan air mata yang bercucuran.