Berjalan sambil bergandengan tangan, Nathan dan Casey menyusuri koridor menuju lift. Sesekali pasangan baru itu saling melirik dan tersenyum begitu ceria, seolah tak memiliki beban lagi.
Mereka segera memasuki lift saat sudah terbuka kemudian menekan tombol menuju lantai 5.
"Apa kamu bahagia?" tanya Nathan, melirik Casey yang selalu tersenyum.
Casey hanya mengangguk.
Nathan tersenyum lega, mencium punggung telapak tangan Casey yang selalu digenggamnya. "Aku juga bahagia."
Casey kembali menatap ke depan, menatap pintu lift di mana terdapat kaca yang memperlihatkan dirinya bersama Nathan.
"Kamu cantik," lirih Nathan.
"Terimakasih," sahut Casey.
"Kenapa kamu tidak mengatakan aku tampan?" tanya Nathan dengan mengerutkan keningnya.
Casey mengerutkan keningnya. "Dan kenapa aku harus mengatakannya?" tanyanya.
"Karena aku sudah mencukur brewokku yang tebal seperti Santa Claus," jawab Nathan dengan menaikkan alisnya. "Kamu seperti tidak mengapresiasi perubahan ku," lanjutnya.