Clara duduk di sofa berwarna hitam, berhadapan dengan Fabrizio dan Paulina yang tersenyum padanya.
"Nyonya, silahkan diminum. Saya baru saja memesankannya untuk anda," ucap Paulina sambil melirik ice cofee yang sudah tersedia di atas meja.
Clara mengangguk, kemudian segera mengambil ice coffee yang tersedia dalam gelas cantik berbentuk memanjang berwarna transparan itu.
"Apa kamu tidak takut ada racun di minuman itu?" tanya Fabrizio, melirik Clara yang sedang minum.
Clara meletakkan ice coffee itu kembali ke atas meja sambil berkata, "saja saya tidak takut karena saya tahu bahwa bukan Paulina yang meracuni saya."
"Terimakasih karena anda sudah selalu mempercayai saya, Bu. Saya benar-benar tidak menyangka akan menjadi korban tuduhan atas kasus racun itu, dan saya juga tidak tahu kenapa di CCTV itu ada orang yang sangat mirip dengan saya sehingga tuduhan itu benar-benar membuat saya terlihat bersalah," ucap Paulina dengan menekuk wajahnya.