Dua hari setelah Ajeng meninggalkan desa kelahirannya dan kini dia mulai menata kehidupan barunya kedepan yang akan dia hadapi. Masih ada waktu seminggu sebelum mulai masuk kuliah, Ajeng manfaatkan waktu ini untuk menemukan peluang kerja sampingan yang bisa dia lakukan selama kuliah nanti. Namun, karena pengetahuannya yang minim tentang kota ini dan lagi dia tidak memiliki seorang kenalan bahkan teman untuk diajaknya bercengkrama hanya ada satu teman saat ini, itupun baru dia kenal semenjak tinggal satu asrama. Namanya Audi dari Surabaya, Audi sama seperti dirinya yang menerima beasiswa karena kecerdasan yang di atas rata-rata, hanya saja jurusan yang mereka ambil berbeda. Audi mengambil jurusan Fisika murni, beruntungnya mereka satu kamar sehingga Nur memiliki teman untuk bercerita.
Kisah Audi tak jauh beda dari Ajeng, dengan latar belakang yang sama membuat keduanya dekat dan saling memahami kondisi satu sama lain. Audi yang menjadi tulang punggung keluarganya harus tetap bekerja dimasa kuliahnya, saat ini Audi berjualan online untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Melihat kegigihan seorang Audi menggerakkan hati Ajeng untuk dapat seperti Audi.
…
Empat bulan berlalu, waktu terasa begitu cepat. Kini baik Ajeng maupun Audi tengah disibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan berbagai praktik lapangan, meskipun begitu tidak mengurangi semangat keduanya.
Sepulang kuliah Audi selalu menyiapkan pesanan online untuk kemudian diambil oleh jasa kurir yang akan menghantarkan kepada para pembeli. Sedangkan Ajeng yang sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan tetap, dia hanya bertahan dengan cara membuka jasa desain yang merupakan keahliannya. Semua permintaan desain dia terima, dari bayarannya kecil hingga yang lumayan besar untuknya. Ajeng tidak pernah memilih-milih, selama dia bisa melakukan dan itu halal akan dia lakukan untuk memenuhi kubutuhannya dan keluarga kecilnya di desa.
Meskipun begitu usaha jasa desain yang Ajeng tekuni tak selamanya selalu ada yang memesan jasanya, terkadang hambir 2 minggu bahkan 3 minggu dia tidak ada pemasukkan karena tidak ada yang memakai jasanya.
Ajeng mulai melakukan dan menikirkan untuk mencari pekerjaan tambahan yang bisa dia lakukan saat jasa desainnya tidak ada yang menggunakan. Di tengah lamunannya Audi masuk dan duduk di sebelah Ajeng. Menyadari sedang ada yang mengganggu fikiran teman sekamarnya itu Audi mencoba untuk bertanya.
"Kenapa Jeng, kok bengong begitu? Lagi ada yang kamu fikirkan?" tanya Audi yang kedatangannya tidak disadari oleh Ajeng.
"Eh Audi, aku sedang berfikir bagaimana mendapatkan uang untuk menambah keuanganku yang tidak stabil, hehe?" Jawabnya sambil tertawa kecil.
"Bukannya kamu sudah buka jasa desain ya Jeng? Kan itu lumayan hasilnya, memangnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu di sini Jeng?" Tanya Audi balik.
"Itu tidak bisa menjaga keuaganku dan keluargaku tetap stabil, mengingat tidak setiap saat orang membutuhkan jasa desain Au. Sedangkan kamu tau sendiri pengeluaranku untuk tugas-tugasku begitu besar." Jawab Ajeng dengan senyum kecut.
Audi manggut-manggut seolah memahami kondisi temannya, sambil menawarkan solusi untuk masalah Ajeng.
"Gimana kalau kamu membuka jasa les menggambar/melukis Jneg, biasanya anak-anak orang kaya itu membutuhkan guru privat yang handal. Nah kamu kan ahli dalam dunia pergambaran tuh kenapa tidak kamu coba saja Jeng?." Solusi Audi.
"Hemm tapi bagaimana ya Au aku kan tidak ada pengalaman mengajar." Jawab Ajeng bimbang
"Kita tidak akan tahu jika tidak pernah mencobanya Ajeng." Jawab Audi meyakinkan Ajeng.
Melihat masih ada keraguan yang mengkhawatirkan itu, sekali lagi Audi menasehati Ajeng untuk meyakinkan dirinya sendiri.
"Jeng, kita tidak akan pernah tahu bagaimana besok lusa akan berlalu, bahkan satu jam, satu menit kedepan pun kita tidak akan tahu bagaimana kehidupan kita. Setiap orang tidak ada yang bisa tahu dan memastikan bagaimana kehidupan akan berlalu, jika kita tidak pernah mau mencobanya." Nasehat Audi.
Ajeng menoleh kepada Audi, tidak menyangka apa yang dikatakan temannya barusan adalah sebuah motivasi besar yang dapat meyakinkan langkah Ajeng selanjutnya. Ajeng tersenyum manis mendengar kalimat yang dilontarkan Audi pada dirinya.
"Ingat satu hal Jeng, Allah itu tidak pernah tidur. Mungkin saat ini kita boleh terpuruk dalam lubang yang membuat kita seolah menghilang dan tak terlihat. Namun janji Allah itu pasti bagi hamba-hambanya yang mau berusaha Jeng." Audi berkata sambil memandang indahnya langit malam.
Ajeng merenungi setiap kalimat yang dilontarkan Audi yang telah menjadi sahabatnya selama 4 bulan terakhir ini. Keduanya memandangi langit malam yang indah dihiasi ratusan bahkan ribuan bintang yang berkedep dengan jenakanya.
…
Esok lusa mungkin takan lagi sama. Apa yang tidak mungkin saat ini, besok lusa akan menjadi mungkin. Kita tidak akan tahu dan tidak akan pernah tahu bagaimana besok lusa akan berlalu. Tugas kita adalah menjalankan sebagaimana mestinya kehidupan ini berjalan.
Jangan hina sebuah permulaan, karena kita tidak pernah tahu akhirnya seperti apa. Jangan remahkan sebuah mimpi besar, karena besok lusa kita tidak akan tahu wujud dari mimpi besar tersebut. Jangan pandang sebelah mata setiap usaha orang, bisa jadi kelak dialah yang akan membantu kita.
Tidak perlu waktu lama untuk memulai sebuah perubahan besar, kapanpun dan di manapun dapat dilakukan karena setiap orang memiliki kemampuan dan hak yang sama untuk melakukan perubahan.
Waktu yang aku jalani saat ini akan terus berjalan, waktu yang aku nikmati saat ini akan terus merangkak maju tanpa aku sadari telah banyak waktu yang aku gunakan semasa hidupku.
Takdir membawaku ke kota ini, untuk menjalankan kehidupan baruku dengan lingkungan baru dan orang-orang baru. Dan kini tiba saatnya menyambut hari esok dengan rencana besar dalam hidupku.