"Pak, berhenti," pintanya.
Rumah yang dia lihat kini, cukup mewah. Mobil Anxel terparkir jelas di depan sana. Amira segera masuk, di ruang tamu tampak mamanya sedang tak sadarkan diri. Melihat sekeliling, tidak ada Anxel di sana.
"Mama, bangun. Ma?"
"Aduh, kepala Mama pusing rasanya." Ikatan batin seorang anak, pasti kuat dengan ibunya. Amira bisa merasakan yang ibunya rasakan kini.
"Duduk dulu, sebenarnya apa yang terjadi? Apa benar Anxel yang mendorong sampai Mama kayak gini?"
"Mama tidak tahu, sama sekali," jawabnya.
Lelaki yang dia cari, datang dengan secangkir teh hangat, yang baru saja dia buat dalam dapur.
"Amira, kamu ...."
"Iya! Aku sudah lihat semuanya," potongnya.
"Maksudnya?" Lelaki itu tak mengerti ucapan sang istri.
"Semua ini tidak benar!" Anxel mengembalikan ponsel milik Amira.
"Kamu jangan mau tertipu lagi," lanjutnya.