"Kamu ini jangan ngarang, Gerald ini baru sampai di Jakarta dan kemampuan bela dirinya lumayan, buat jagain Amira ke mana-mana."
Anxel tak tahu lagi, perkataan apa yang bisa membuat mamanya percaya. Sepertinya, Gerald berhasil mendapat simpati dari sang mama.
"Mulai besok, Gerald sudah boleh kerja di sini. Oh iya, di belakang ada kamar kosong tempati saja bersama para satpam di sana," jelas mama Anxel.
Wanita paruh baya itu kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Aku juga mau istirahat ke kamar," pamit Amira.
Gerald tersenyum puas, atas satu langkah kemenangannya.
"Saya gak akan biarkan kamu mendekati Amira, dengar itu baik-baik!" ancam Anxel.
"Kita lihat saja nanti."
Anxel rasa harus melakukan sesuatu. Lelaki itu punya sebuah ide bagus. Dia mendahului Gerald masuk ke kamar belakang, melakukan sedikit kejahilan, hitung-hitung sebagai penyambutan kedatangan tamunya.
Ceklek!
Gerald merebahkan tubuhnya di kamar yang tidak begitu luas, sangat berbeda dengan miliknya di rumah.
