Anxel tak mengetuk pintu terlebih dulu, karena dia berpikir bisa langsung masuk ke dalam tanpa harus repot membukanya. Sayangnya, semua jauh dari bayangan awal yang dia pikirkan. Justru Amira sengaja tak membiarkan lelaki itu menemuinya dengan mudah.
Lelaki itu terus mau menggerakkan gagang pintu tersebut, sembari sedikit mendorongnya meski tiada hasil.
"Amira! Buka pintunya!" teriaknya dari luar.
Wanita itu tidak mau menjawab dan lebih memilih untuk diam sembari memeluk kedua bayinya yang tertidur bersamanya.
"Cepat buka, atau aku yang memaksa untuk masuk!" geramnya.
Menutup kedua telinganya menggunakan bantal yang dipakai justru semakin membuat wanita itu bisa terlelap tidur lebih cepat.
Anxel masih setia memanggil nama sang istri, hingga wanita itu merasa kesal.